dc.identifier.citation | Antrop, M. (2004). Landscape Change and the Urbanization Process in Europe. Landscape and Urban Planning, 67(1), 9-26. Bappeda [Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sukoharjo (2015). RTRW Kabupaten Sukoharjo 2011 -2032. Bechtol, V., & Laurian, L. (2005). Restoring Straightened Rivers for Sustainable Flood Mitigation. Disaster Prevention and Management: an International Journal, 14(1), 6-19. BPS [Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo. (2015). Kabupaten Sukoharjo Dalam Angka. BPBD [Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabpaten Sukoharjo. (2015). Catatan Bencana Kabupaten Sukoharjo. Hardjowigeno, S., Widiatmaka. (2007). Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tataguna Lahan. UGM Pr, Yogyakarta (ID). Iwan, W. D., Cluff, L. S., Kimpel, J. F., & Kunreuther, H. (1999). Mitigation Emerges as Major Strategy for Reducing Losses Caused by Natural Disasters. Science, 284(5422), 1943. Kodoatie, R. (2013). Rekayasa dan Banjir Kota. ANDI Pr, Yogyakarta (ID). Muta'ali, L. (2012). Daya Dukung Lingkungan untuk Perencanaan Pengembangan Wilayah. Badan Penerbit Fakultas Geografi (BPFG) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (ID). -----------------(2013). Penataan Ruang Wilayah dan Kota. Badan Penerbit Fakultas Geografi (BPFG) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (ID). Mudelsee, M., Borngen, M., Tetzlaff, G., & Grunewald U. (2003). No Upward Trends In The Occurrence of Extreme Floods in Central Europe. Nature, 425`(6954):1-9 Planning, RE. (2003). Flood Hazard Response in Argentina.Geographical Review, (86(1): 72-90 Popovska, C., Jovanovski, M., Ivanoski, D., Pesevski, I. (2010). Storm Sewer System Analysis In Urban Areas and Flood Risk Assessment. Technical University of Civil Engineering from Bucharest,16(2):125-140 Pribadi, D., Shiddig, D., Ermyanila, M. (2006). Model Perubahan Tutupan Lahan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal Teknologi Lingkungan BPPT. 7 (1): 35-51. PPT [Pusat Penelitian Tanah Bogor (ID)]. (1990). Peta Jenis Tanah. Sadyohutomo, M. (2008). Manajemen Kota dan Wilayah Realitas dan Tantangan. Jakarta (ID): Bumi Aksara Pr. Sitorus, S.R.P. (2004). Evaluasi Sumberdaya Lahan.Edisi Ketiga. Bandung (ID): Penerbit Tarsito. Suripin. (2004). Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta (ID): ANDI Pr. Umar, I. (2016). Mitigasi Bencana Banjir pada Kawasan Permukiman Di Kota Padang Provinsi Sumatera Barat (disetasi). Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana IPB. USDA [United State Departemen of Agriculture]. (1971). Guide for Interpreting Engineering Uses of Soil. Washington DC: US. Dept. Of Agriculture. UU [Undang-Undang] No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. ---------------------------- No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Yüksek, Ö., Kankal, M., & Üçüncü, O. (2013). Assessment of Big Floods in the Eastern Black Sea Basin of Turkey. Environmental Monitoring and Assessment, 185(1), 797-814. Zain, A. (2002). Distribution, Structure and Function of Urban Green Space in Southeast Asian Mega Cities with Special Reference to Jakarta Metropolitan Region [disertasi]. Tokyo: Departemen of Agricultural and Environmental Biology Graduate School of Agricultural and Life Sciences The University of Tokyo. | in_ID |
dc.description.abstract | Rata-rata pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sukoharjo dari tahun 2009
sampai 2015 sebesar 0,6 % tiap tahun bahkan di empat kecamatan
mencapai 0,8 %, hal ini berdampak pada peningkatan kebutuhan lahan
untuk kawasan permukiman di sisi lain lahan yang dapat dimanfaatkan
untuk kawasan permukiman semakin terbatas. Tujuan penelitian ini
menentukan prioritas pengembangan kawasan permukiman pada zona
budidaya dan penyangga, dengan syarat aman dari bencana alam serta
menyesuaikan lahan yang masih tersedia. Metode yang dipakai dalam
memilih prioritas adalah overlay antara peta kesesuaian lahan untuk
permukiman,pola ruang dan peta rawan bencana, dengan bantuan analisis
Sistem Informasi Geografi (SIG). Hasil analisis kesesuaian lahan untuk
permukiman menunjukkan terdapat 27% kawasan sangat sesuai (S1), 58%
lahan sesuai (S2), 12% lahan sesuai marjinal (S3), dan 3% lahan tidak seuai
(N) untuk permukiman. Selanjutnya, berdasarkan zona kerawanan bencana
diperoleh 10.2% rawan banjir, 4 % rawan angin rebut dan 5 % rawan
longsor . Pengembangan kawasan permukiman diarahkan pada lahan yang
belum digunakan secara optimal dan terhindar bencana. Berdasarkan
prioritas pengembangan permukiman diharapkan masyarakat lebih
membangun pada kawasan yang aman dari bencana banjir dan longsor
dengan potensi permukiman sesuai S2, sedangkan potensi S1 kurang
direkomendasikan karena berupa sawah sangat produktif. Hasil analisis
terdapat lahan seluas 2063 ha terbagi dalam 5 prioritas dimana ptioritas1
(p1) sebesar 11,24 %, p2 71,64%, p3 5,93 % p4 9,07 % dan p5 2,12%. | in_ID |