Kajian Kualitas Air Tanah pada Hutan Alam dan Hutan Rakyat di Daerah Tangkapan Air Waduk Rawapening, Kabupaten Semarang
Abstract
Aktivitas antropogenik seperti eksploitasi sumberdaya alam (hutan, tanah
dan air), aktivitas industri, penggunaan pupuk kimia yang berlebihan pada
lahan pertanian dan tata ruang Daerah Aliran Sungai (DAS) yang tidak
sesuai dengan daya dukung lingkungan, dapat berdampak negative
terhadap kuantitas dan kualitas air tanah. Hutan alam dan hutan tanaman
memiliki pengaruh terhadap kualitas dan keberadaan air tanah. Tujuan
penelitian adalah untuk identifikasi kualitas air tanah pada aeral hutan
alam dan hutan rakyat. Kajian dilaksanakan di Daerah Tangkapan Air (DTA)
Waduk Rawapening, Kabupaten Semarang. DTA Waduk Rawapening dibagi
menjadi 9 sub DAS yaitu Galeh, KedungRingin, Legi, Panjang, Parat, Rengas,
Ringin, Sraten danTorong. Informasi hutan alam dan hutan rakyat baik luas
dan distribusinya diperoleh dari peta RupaBumi Indonesia (RBI) skala
1:25.000 tahun 2001 dan diperbaharui dengan citra SPOT-2 perekaman
tanggal 5 Juli 2006. Lokasi sample ditentukan dengan bantuan perangkat
lunak Sistem Informasi Geografis (SIG). Sampel air tanah pada hutan alam
sebanyak 3 sampel (HA1, HA2 dan HA3), sedangkan pada hutan rakyat
sebanyak 3 sampel (HR1, HR2 dan HR3) yang diambil pada musim kemarau
dan musim hujan sehingga terkumpul 12 sampel. Sampel dianalisa di
laboratorium hidrologi.Kualitas air tanah ditentukan berdasarkan
Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum. Hasil kajian menunjukkans ampel pada HR1 tidak sesuai untuk air
minum karena memiliki kandungan NO3 sebesar 0,3 dan kekeruhan 5, dan
kandungan za tbesi (Fe) pada sampel HA1 dan HA3 tidak sesuai dengan
persyaratan kualitas air minum yaitu sebesar 0,266 dan 0,016. Seluruh
sample menunjukkan kandungan bakteri koli (E.Coli) yang rendah sehingga
memenuh ipersyaratan untuk air minum.