Show simple item record

dc.contributor.authorBudiyarto, Arie
dc.date.accessioned2017-08-08T01:56:59Z
dc.date.available2017-08-08T01:56:59Z
dc.date.issued2017-05-22
dc.identifier.citationAGRAWAL, A. 2001. Common Property Institutions and Sustainable Governance of Resources. World Development, 29, 1649-1672. ALONGI, D. M. 2008. Mangrove forests: resilience, protection from tsunamis, and responses to global climate change. Estuarine, Coastal and Shelf Science, 76, 1-13. ALQUDSY, K. A. 2015. Keanekaragaman dan Kemelimpahan Spesies Burung Di Ekosistem Mangrove Laguna Bogowonto, Kulon Progo Yogyakarta. Bachelor, UIN Sunan Kalijaga. AMRY, B. 2009. Perkembangan Tanaman Mangrove Kulon Progo. Kulon Progo, Indonesia: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo. ANGGRAENI, R. D. & TANDJUNG, S. D. 2007. Pengaruh pembuangan limbah tambak udang terhadap densitas dan pola distribusi larva dan juvenil ikan di muara sungai Bogowonto Kabupaten Kulon Progo. Master, Universitas Gadjah Mada. ARIAS, A. 2015. Understanding and managing compliance in the nature conservation context. Journal of Environmental Management, 153, 134- 143. BERKES, F., GEORGE, P. J. & PRESTON, R. J. 1991. Co-management: the evolution of the theory and practice of joint administration of living resources, Program for Technology Assessment in Subarctic Ontario, McMaster University. BLAIKIE, P. 2006. Is Small Really Beautiful? Community-based Natural Resource Management in Malawi and Botswana. World Development, 34, 1942- 1957. BROSIUS, J. P., TSING, A. L. & ZERNER, C. 1998. Representing communities: Histories and politics of community‐based natural resource management. Society & Natural Resources, 11, 157-168. BUDIYARTO, A. 2016. Assessing The Effectiveness of Community-Based Mangrove Management: Study Case in Jangkaran Village, Kulon Progo Regency, Indonesia. Master degree, The University of Adelaide. BURNARD, P. 1991. A method of analysing interview transcripts in qualitative research. Nurse Education Today, 11, 461-466. COX, M., ARNOLD, G. & TOMÁS, S. V. 2010. A review of design principles for community-based natural resource management. Ecology and Society, 15, 38. DATTA, D., CHATTOPADHYAY, R. N. & GUHA, P. 2012. Community based mangrove management: A review on status and sustainability. Journal of Environmental Management, 107, 84-95. DJOHAN, T. S. 2007. Mangrove distribution at the Lagoons in the Southern Coast of Yogyakarta. J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN, 14, 15-25. HARDIN, G. 1968. The tragedy of the commons. Science, 162, 1243-1248. KKMSP 2012. Mangrove Kulon Progo. 2 June 2012 ed. Kulon Progo, Indonesia: Government of Kulon Progo. NAHDI, M. S. & KURNIAWAN, A. P. 2014. Vegetation Species Abundance in Mangrove Ecosystem of Pasir Mendit at Bogowonto Lagoon, Kulon Progo, Yogyakarta. Journal of Biological Researches, 19. NILSSON, Å., SKÄR, L. & SÖDERBERG, S. 2015. Nurses' views of shortcomings in patent care encounters in one hospital in Sweden. Journal of clinical nursing, 24, 2807-2814. ON-PROM, S. 2014. Community-Based Mangrove Forest Management in Thailand: Key Lesson Learned for Environmental Risk Management. Sustainable Living with Environmental Risks. Springer. OSTROM, E. 1990. Governing the commons: The evolution of institutions for collective actions, Cambridge university press. OSTROM, E. 1997. Self-governance and forest resources. Local Institution for Forest Management: How Can Research Make a Difference. Bogor, Indonesia: CIFOR (Center for International Forestry Research). PRIMAVERA, J. H. 2006. Overcoming the impacts of aquaculture on the coastal zone. Ocean & Coastal Management, 49, 531-545. SAWITRI, R. 2012. Environmental management strategy of mangrove ecosystem on Bogowonto River estuary, Kulon Progo Regency. Master of Environmental Management, Gadjah Mada University. SUHADI, P., SUGIHARYANTO, S. & NURUL, K. 2013. Karakteristik Spasial Pengembangan Wilayah Pesisir Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Konteks UUK DIY. Yogyakarta: Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Penelitian Hibah Bersaing Nomor: 532a/BOPTN/UN34.21/2013, tanggal 27 Mei 2013).in_ID
dc.identifier.isbn978-602-361-072-3
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/9198
dc.description.abstractMangrove adalah salah satu sumberdaya alam dan salah satu “Common Pool Resources/CPR” yang sangat penting karena menyediakan berbagai manfaat bagi kehidupan manusia secara langsung maupun tidak langsung. Pengelolaan mangrove yang telah terbukti sukses di berbagai wilayah baik di dalam negeri maupun mancanegara menunjukkan bahwa komunitas masyarakat lokal di sekitar ekosistem mangrove memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan pengelolaan ekosistem tersebut. Salah satu komunitas konservasi mangrove yang cukup terkenal di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah Lembaga Konservasi Mangrove Wana Tirta (Wana Tirta) di Pedukuhan Pasir Mendit Kabupaten Kulon Progo. Namun demikian, selama ini belum banyak studi mengenai evaluasi terhadap kondisi Wana Tirta sebagai komunitas kunci dalam konservasi mangrove di DIY khususnya di Kabupaten Kulon Progo. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi Wana Tirta dalam rangka meningkatkan kinerja pengelolaan ekosistem mangrove di Kabupaten Kulon Progo DIY. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni hingga Agustus 2016 dengan menggunakan semi-structured, in-depth interviews sebagai metode pengambilan data. Transkrip wawancara kemudian dianalisa menggunakan Thematic Content Analysis (TCA) yang sudah dimodifikasi berdasarkan Burnard (1991) dan Nilsson, Skär and Söderberg (2015). Hasil TCA kemudian dianalisa lebih lanjut menggunakan 8 (delapan) desain prinsip Ostrom (Ostrom 1990: 90) untuk mengevaluasi kondisi Wana Tirta. Narasumber penelitian berjumlah 17 orang, dipilih secara purposive dari berbagai institusi terkait pengelolaan mangrove di Kabupaten Kulon Progo yang pernah berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dengan Wana Tirta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor penunjang dan penghambat perkembangan Wana Tirta sebagai aktor penting dalam pengelolaan mangrove di Kulon Progo. Faktorfaktor tersebut berasal dari dalam Wana Tirta sendiri (internal faktor) dan dari luar Wana Tirta (eksternal faktor). Untuk dapat mengembangkan dirinya, Wana Tirta harus dapat mengatasi faktor penghambat dan secara bersamaan meningkatkan kualitas faktor pendukung yang dimilikinya. Dukungan berkelanjutan dari berbagai pihak sangat diperlukan dalam pengembangan Wana Tirta terutama oleh “bridging institutions” yang telah terbukti sebagai salah satu aktor kunci dalam menunjang perkembangan Wana Tirta hingga saat ini.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherMuhammadiyah University Pressin_ID
dc.subjectCommon Pool Resourcein_ID
dc.subjectEvaluasi Komunitasin_ID
dc.subjectKonservasi Mangrovein_ID
dc.subjectWana Tirtain_ID
dc.titleEvaluasi Kondisi Komunitas Konservasi Mangrove: Studi Kasus Lembaga Pelestari Mangrove dan Pesisir Wana Tirta Kulon Progo DIYin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record