dc.identifier.citation | AntaraNews.com., 2012. Longsor Terjadi di Empat Kecamatan di Tasikmalaya. 20 Oktober 2012. Bakornas PB, 2006. Rencana Aksi Nasional Pengurangan Resiko Bencana 2006- 2009. Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana, 2006. BNPB, 2016. Penurunan Indeks Resiko Bencana di Indonesia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 14 Desember 2016. BNPB, 2014. Indeks Resiko Bencana Indonesia (IRBI) Tahun2014. Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2014. BNPB, 2013. Indeks Resiko Bencana Indonesia (IRBI) Tahun 2013. Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2013 BNPB, 2011. Indeks Resiko Bencana Indonesia (IRBI) Tahun 2011. Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2011 BNPB, 2008., Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No 4 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2008 BPBD Kabupaten Tasikmalaya, 2014. Laporan Bencana BPBD Tasikmalaya 2013- 2014. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, 2014. BPTPDAS, 2006. Tipologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Balai Penelitian Teknologi Pengelolaan DAS, Solo BPS Kabupaten Tasikamalaya, 2016. Kabupaten Tasikmalaya Dalam Angka Tahun 2015. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya. Donie, Syahrul, 2014. Community Response to Government Policies at the Potential Landslide Area : The Case in Kulonprogo Regency. Forum Geografi Journal vol 28 No 2 Desember 2014 Hal 139-148. Haryadi,B., Syahrul Donie, Nur Ainun Jariah, Pranatasari Dyah Susanti, Arina, 2016. Teknik Mitigasi Tanah Longsor di Pulau Jawa. Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan DAS Surakarta, Laporan Hasil Penelitian. 2016 Nugraha, Joko, Fitri Nugrahani, Irwan Nuryana Kurniawan, 2001. Model Kapasitas Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Menggunakan Analisis Regresi Logistik. Jurnal Ilmu-ilmu MIPA, Universitas Indonesia. pISSN 1411-1047 atau eISSN 2503-2364. Sagune, J., 2009. Faktor Pembentuk Kapasitas Individu dalam kelembagaan pengelolaan Persampahan di Kota Tahuna Kabupaten Sangihe. Pasca sarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota , Universitas Dipenegoro, Semarang, Thesis S2. Sartohadi, Junun, 2008. The Landslide Distribution in Loano Subdistrict, Purworejo District, Central Java Province, Indonesia. Jurnal Forum Geografi Vol 22, No 2, Desember 2008. ISSN 0852-2682. Universitas Muhamadiyah Surakarta. Setiawan, Heru dan Dyah R. Hazbaron, 2014. Study of Local People Perception Related to Landslide Hazrd: A Case of Tawangmangu Sub-District Karanganyar Regency Indonesia. Forum Geografi Journal vol 28 No 1 Juli 2014 Hal 35-42. Sodikin, K., 2016. Kerugia bencana di Kabupaten Tikmalaya Mencapai 10 Miliar. Radar Tasikmalaya, 22 September 2016. Suprayitno (2016) Suprayitno, 2016. BPBD Tingkatkan Kapasitas Penanggulangan Bencana Masyarakat Desa Krido. Yogya AntaraNews.com, 3 Agustus 2016. Tempo.co, 2014; Tempo.co, 2017. Sepanjang 2016, jawa barat terpapar 1074 Bencana. https://m.tempo.co/ Download: tanggal 10 febuari 2017. Utomo, 2014). Utomo, Waluyo Yugo, Widiatmoko, Komarsa Gandasasmita, 2014. Analisis Potensi Rawan (Hazard) dan Resiko Bencana (Risk) Banjir dan Longsor (Kasus Propinsi Jawa Barat). Seminar Nasional “Pengarusutamaan Lingkungan dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam : Tantangan dalam Pembangunan Nasional. Pusat Studi PSL IPB, Bogor, 2014. | in_ID |
dc.description.abstract | Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu wilayah di Propinsi Jawa
Barat yang rentan terhadap bencana tanah longsor. Indeks resiko bencana
di daerah ini mencapai kedua tertinggi di Propinsi Jawa Barat. Penelitian
bertujuan untuk mengetahui sejauhmana kapasitas masyarakat dalam
menghadapi resiko bencana tanah longsor, khususnya di wilayah
pengamatan. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2015 di Desa Jayapura
Kecamatan Cigalontang dan Desa Pusparahayu Kecamatan Puspahiyang,
Kabupaten Tasikmalaya. Metoda yang digunakan adalah metoda survey
dengan mewawancarai 30 orang responden yang tinggal di areal
berpotensi longsor, kemudian hasil wawancara diklarifikasi dengan
observasi lapangan. Kapasitas masyarakat dibedakan menjadi dua yaitu
kapasitas individu dan kapasitas lembaga. Kapasitas individu diukur dari
aspek pengetahuan, kearifan local dan rencana aksi, sedangkan kapasitas
lembaga diukur dari aspek kepemimpinan, fasilitasi dan informasi kearifan
local. Penilaian kapasitas menggunakan pendekatan scoring dari parameter
yang dikembangkan, sesuai pedoman Badan Nasional Penanggulangan
Bencana Tahun 2008. Kemudian scoring rata-rata diklasifikasikan menjadi
lima klas, yaitu sangat buruk (nilai <20), buruk (nilai 20-39), cukup (nilai 40-
59), baik (60-79) dan sangat baik (nilai >80). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kapasitas individu dalam menghadapi resiko bencana tanah longsor
mencapai nilai 63,0%, atau berada dalam kategori baik,sedang kapasitas
lembaga mencapai nilai 42,95%, atau masih dalam kategori cukup. Aspek
pengetahuan individu sangat baik (>80%), namun aspek kearifan local dan
aspek rencana aksi masih perlu ditingkatkan, sedang aspek kepemimpinan
dari lembaga dinilai cukup (55%), namun aspek fasilitasi dan informasi
kearifan local masih perlu ditingkatkan. | in_ID |