GAGASAN DAN PRAKTIK POLITIK ISLAM ERA 1996-1990-AN DALAM PERSPEKTIF ORDE BARU
Abstract
Kelahiran Orde Baru dengan aktor intelektualnya, yaitu Soeharto,
sebenarnya menjadi harapan banyak kalangan, termasuk umat Islam,
untuk dapat memberikan ruang yang luas, khususnya kehidupan politik
yang demokratis, di samping mengembalikan kondisi ekonomi bangsa
yang carut marut. Harapan yang besar itu terlihat dari dukungan umat
Islam terhadap eksistensi Orde Baru. Namun, seiring perjalanan Orde
Baru, harapan itu tidak seperti yang diharapkan. Sebaliknya, kehidupan
politik yang tidak demokratis justru menjadi fenomena di mana-mana.
Alasan yang dikemukakan adalah perioritas pembangunan ekonomi
harus lebih didahulukan. Sebab, menurujuk pengalaman di masa Orde
Lama, partai-partai memberikan andil dalam keterpurukan ekonomi
bangsa, khususnya partisipasi yang ideologis dan kritis di Parlemen.
Untuk itu, depolitisasi dan desimbolisasi terhadap partai Islam menjadi
pilihan untuk dilakukan demi pembangunan ekonomi. Tulisan ini
mencoba nelakukan analisis secara cermat fenomena tersebut.