dc.identifier.citation | Diener, E., Oishi, S., & Lucas, R. E. (2009). Subjective well-being : The science of happines and life satisfaction. Dalam S J Lopez & C. R. Synder (Eds), Oxford handbook of positive psychology. New York: Oxford University Press Diener, E., Wirtz, D., Biswas-Diener, R., Tov, W., Kim-Prieto, Chu, Choi, Dong-won, & Oishi, S. (2009). New measures of well-being. Social Indicators Research Series 39, doi: 10.1007/978-90-481-2354-4 12 Duran, S., & Barlas. G. U. (2016). Effectiveness of psychoeducation intervention on subjective well being and self compassion of individuals with mental disabilities. International Journal of Research in Medical Sciences, 4(1), 181-188. Fitroh, S. F. (2011). Hubungan antara kematangan emosi dan hardiness dengan penyesuaian diri menantu perempuan yang tinggal di rumah ibu mertua. Jurnal Psikologi Islam, 8(1).Diunduh dari http://psikologi.uin-malang.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/HubunganAntara-Kematangan-Emosi-Dan-Hardiness-Dengan-Penyesuaian-Diri-MenantuPerempuan-Yang-Tinggal-Di-Rumah-Ibu-Mertua.pd Gunarsa, S. D. (2003). Psikologi Perkembangan. Jakarta: BPK Gunung Mulia Haughton, J., & Khandker, S. (2006). Handbook on Poverty and Inequality. Whasington DC: World Bank Herbyanti, D. (2009). Kebahagiaan (happines) pada remaja di daerah abrasi. Indigenous. 11(2), 60-73 Hurlock.( 2004). Psikologi perkembangan : Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan edisi kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga Larsen, R. J., & Eid, M. (2008). Ed diener and the science of subjective well-being. New York: Guilford Publication. Linley, P. A., & Joseph S. (2004). Positive Psychology in Practice. New Jersey: John Wiley & Sons. Inc Pavot, W & Diener, E. (2004). The subjective evaluation of well-being in adult-hood: findings and implication. Ageing International Spring 2004, 29(2), 133-135 Pujiastuti, N. (2008). Rahasia memikat hati mertua, menantu & mertua bersahabat? Siapa takut. Bandung: Lingkar Pena Purnomo, H. B. (1994). Pondok mertua indah : Suatu tinjauan psikologis hubungan menantu- mertua. Bandung: Penerbit Mandar Maju Ryff, C., & Keyes, C. (1995). The structure of psychological well-being revisited. Journal of Personality and Social Psychology, 69 (4), 719–727 http://female.kompas.com/read/2016/07/27/070000620/1.dari.4.Wanita.Punya.Hubungan. yang.Buruk.dengan.Ibu.Mertua. 1 dari 4 wanita punya hubungan buruk dengan ibu mertua. (2016, 27 Juli). Female.kompas.com. http://m.beritasatu.com/keluarga/82801-4-dari-10-menantu-tidak-akur-dengan-mertua.html.4dari 10 menantu perempuan tidak akur dengan ibu mertua. (2012, 13 November). Beritasatu.com. http://manfaat.co.id/manfaat-rekreasi. 11 manfaat rekreasi bagi tubuh manusia. (2016, 11 Januari). Manfaat.co.id http://health.detik.com/artikelpilihan/read/2015/01/02/094946/2792211/757/konsultasi-jiwaakibat-sering-memendam-emosi. Konsultasi jiwa: akibat sering memendam emosi. (2015, 2 Januari). Detik.com | in_ID |
dc.description.abstract | Bagi sebagian pasangan baru, tinggal dengan orangtua merupakan pilihan yang
paling banyak dilakukan. Konflik antara menantu perempuan dan ibu mertua merupakan
permasalahan yang hampir semua orang pernah mengalaminya. Hal tersebut didukung dengan
beberapa survei dan penelitian yang menunjukkan bahwa hubungan antara menantu perempuan
dan ibu mertua lebih sering mengalami perselisihan dibandingkan dengan hubungan antara
menantu laki-laki dan ibu mertua. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bertujuan
untuk memahami dan mendeskripsikan subjective well-being pada menantu perempuan yang
tinggal dengan ibu mertua. Subjek dalam penelitian ini berdomisili di Karesidenan Surakarta
berjumlah 4 orang, yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian yang
diperoleh adalah menantu perempuan kurang bisa menerima sepenuhnya untuk tinggal dengan
ibu mertua. Menantu perempuan yang tinggal dengan ibu mertua memiliki subjective wellbeing
yang
kurang.
Sebab, tinggal dengan
ibu
mertua membuat
menantu
perempuan
tidak
bisa
menjadi
dirinya
sendiri,
tidak
mendapatkan
kebebasan,
dan
lebih
banyak
merasakan
afek
negatif
seperti
kecewa, jengkel, marah, sedih dan tertekan, sehingga membuat menantu
perempuan
menginginkan
untuk
memiliki
tempat
tinggal
sendiri.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
subjective
well-being
menantu
perempuan yang tinggal dengan ibu mertua adalah penguasaan
lingungan
yang
baik,
kasih
sayang,
hubungan sosial
dan sifat.
Dari
keseluruhan,
menantu
perempuan
yang
tinggal dengan
ibu mertua belum
mampu merasakan kesejahteraan
dalam hidupnya. | in_ID |