dc.identifier.citation | Adib, A. (2015). Terapi Kognitif Perilaku Untuk Mengatasi Gangguan Kecemasan Sosial. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. ISSN: 2301-8267 Vol. 03, No.01 Januari 2015 Attri, K. A., & Neelam. (2013). Academic Anxiety and Achievement of Secondary School Students – A Study on Gender Different. International Journal of Behavioral Social and Movement Scienes Vol. 02. Hal. 27-33 Correy, G. (2005). Theory and Practice of Counseling and Psychoterapy (7th edition). USA: Brooks/Cole. Duana, D.A., & Hadjam, M.N.R. (2012). Terapi Kognitif Perilaku dalam Kelompok untuk Kecemasan Sosial pada Remaja Putri dengan Obesitas. Jurnal Intervensi psikologi. Vol.4 No.2 Depkes.go.id. (2014 oct). Stop Stigma dan Diskriminasi terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Haeba, N. (2011). Pengaruh Terapi Kognitif Perilaku Untuk Mengurangi Depresi Pada Pecandu Cybersex. Jurnal Intervensi Psikologi, Vol. 3 No. 2 Karismatik, I. (2014). Terapi Kognitif Perilaku untuk Remaja Dengan Gangguan Tingkahlaku. Jurnal Sains Dan Praktik Psikologi. Volume 2 (3), 296-301 Nurlaila, S. (2011). Pelatihan Efikasi Diri Untuk Menurunkan Kecemasan Pada Siswa-Siswi Yang Akan Menghadapi Ujian Akhir Nasional. Guidena, Vol.1, No.1. Nurmaliyah, F. (2014). Menurunkan Stress akademik siswa menggunkan teknik self-instruction. Jurnal pendidikan humaniora. Vol.2 no.3, hal 273-282. O’connor, F. (2008). Frequently Asked Questions About Academic Anxiety. New York: The Rosen Publishing Group, Inc. Ottens, & Allen J. (1991). Coping With Academy Anxiety (Rivised edition). New York: The Rosen Publishing Group, Inc. Palmer, S. (2010). Konseling dan Psikoterapi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Papalia, D. E., Old, S. W., & Feldman R. D. (2009). Human Development Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika. Roth, D.A., Eng, W., & Heimberg, R.G. (2002). Cognitive Behavior Therapy. Encyclopedia of Psychoterapy, 1, 451-458. Santrock, J.W. (2011). Life-Spand Development. Jakarta: Erlangga Tallis, F. (1990). Mengatasi Rasa Cemas. Jakarta: Arcan. Walasary,S.A., Dundu, A.E.,& Kaunang, T. (2015). Tingkat Kecemasan Pada Siswa Kelas Xii Sma Negeri 5 Ambon Dalam Menghadapi Ujian Nasional. Jurnal e-Clinic. Volume 3, Nomor 1. Wolman, B. B & Sricker, G. (1994). Anxiety and Related Disorders: a Handbook. New York: John Wiley Sons, Inc | in_ID |
dc.description.abstract | Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Masa remaja identik dengan proses menemukan identitas diri Pada masa ini remaja harus
memutuskan siapa dirinya, bagaimana dirinya dan tujuan apa yang hendak di raihnya. Pada
proses ini remaja mengalami berbagai konflik identitas. Remaja yang berhasil mengatasi
konflik identitas akan tumbuh dengan menghayatan mengenai dirinya yang dapat diterima.
Beberapa remaja yang tidak berhasil mengatasi krisis identitas akan mengalami kebingungan
identitas sehingga timbul perilaku seperti menarik diri, mengisolasi diri dari kawan sebaya
dan keluarga, atau mereka meleburkan diri ke dunia kawan sebaya dan kehilangan identitas
dirinya. Tahun pertama di sekolah menengah pertama dapat menyulitkan bagi sejumlah siswa.
Dibandingkan dengan kelas enam, siswa kelas tujuh merasa kurang puas dengan sekolah, kurang
memiliki komitmen terhadap sekolah dan kurang menyukai gurunya. Penelitian ini adalah studi
kasus tentang kecemasan akademik yang dialami siswa SMP kelas 7. Alat pengumpulan data
menggunakan psikotes, wawancara, dan observasi. Adapun penanganannya dengan melakukan
modifikasi perilaku melalui konseling kognitif. Hasil analisis menunjukkan bahwa konseling
kognitif efektif untuk mengurangi kecemasan akademik pada siswa SMP kelas 7. | in_ID |