dc.identifier.citation | Blaudez, D, B. Botton and M Chalot. 2000. Effects of heavy metals on nitrogen uptake by mycorrhizal birch seedings. FEMS Microbiol. Ecol. 33: 61-67p BPOM. 2009. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan MakananRepublik IndonesiaNomor Hk.00.06.1.52.4011TentangPenetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Makanan Hasyimi, M., Y. Rahim, dan Betryon. 2014. Persepsi jajaran kesehatan tentang dampak kegiatan penambangan emas di Kabupaten Buru, Provinsi Maluku, Tahun 2012. Jurnal Ekologi Kesehatan 13 (2); 86-94p Hidayat, B. 2015. Remediasi tanah tercemar logam berat dengan menggunakan biochar. Jurnal Pertanian Tropik 2 (1): 31-41p Imamudin, H. 2011. Uji resistensi bakteri terhadap HgCl yang diisolasi dari tanah penambangan emas di Pongkor, Jawa Barat. Berita Biologi 10 (4): 425-430p 2 Indrasti, N.S., Suprihatin, A. Novita. 2015. Penyerapan logam Pb dan Cd oleh Eceng Gondok: Pengaruh Konsentrasi dan lama waktu kontak. Jurnal Tekik Industri Pertanian 16(1) : 44-50p Sing, B.R and E. Steinnes. 1994. Soil and water contamination by heavy metals. In: Lal R, Stewart. A. Editors. Soil Process and Water Quality. Advances in Soil Science. Boca Raton, Florida: Lewis Pub;osher. 233-271p | in_ID |
dc.description.abstract | Lahan pertanian yang terkontaminasi logam berat menjadi masalah yang sangat
penting karena efek toksiknya dan akumulasinya melalui rantai makanan, menurunnya
kualitas lahan dan mengganggu kesehatan manusia. Merkuri (Hg) termasuk salah satu
logam yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Penelitian dilakukan untuk mengetahui
akumulasi merkuri pada tanaman padi yang ditanam pada tanah yang terkontaminasi
Hg. Percobaan pot ini dilakukan di rumah kasa Balai Penelitian Lingkungan Pertanian
(Balingtan) Tahun 2015 menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial.
Faktor pertama adalah jenis tanah sawah (T) yaitu tanah Karanganyar (T1), tanah
Lombok (T2), dan tanah Pati (T3) dan faktor kedua adalah kontaminasi merkuri (H)yaitu kontaminasi 2 mg/kg Hg (H1) dan tanpa kontaminasi merkuri (H2). Tanah
ditanami tanaman padi varietas Ciherang selama dua musim tanam dan dipelihara
sampai dengan panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi Hg banyak
terakumulasi pada akar > jerami > beras. Rerata konsentrasi Hg dalam beras yang
ditanam pada tanah yang terkontaminasi berkisar antara 0,06 - 0,09 mg/kg pada MT I
dan 0,026 - 0,033 mg/kg pada MT II. Hal ini berarti sampai dengan MT II konsentrasi
Hg pada beras masih di atas batas maksimum yang diperbolehkan untuk dikonsumsi
menurut BPOM (2009) yaitu sebesar 0,03 mg/kg sehingga perlu dilakukan upaya untuk
menurunkan konsentrasi Hg dalam tanah terlebih dahulu sebelum ditanami padi. | in_ID |