Show simple item record

dc.contributor.authorSupriatna, Ajat
dc.date.accessioned2017-11-04T06:09:13Z
dc.date.available2017-11-04T06:09:13Z
dc.date.issued2017-05-20
dc.identifier.citationAl-Asyqar, U. S. (1999). Serial akidah dan rukun iman Allah SWT berdasarkan al-Qur- an dan as-Sunnah. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi'i. Al-Attas, S. N. (1998). Filsafat dan praktik pendidikan islam. Bandung: Mizan. Barbour, I. (1990). Religion in An Age of Science. Aberdeen: HarperOne. Bertens, K. (2011). Ringkasan Sejarah Filsafat Cet. 25. Yogyakarta: Kanisius. Hardiman, F. B. (2010). Kritik Ideologi. Yogyakarta: Kanisius. Hardiyarso. (1999). Pengetahuan Sintetik Apriori Sebagai Dasar Ilmu Pengetahuan: Kajian Filosofis terhadap Epistemologi Immanuel Kant 1724-1804 (Thesis). Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata. Hurd, P. D. (1986). Perspectives for the Reform of Science Education. Phi Delta Kappa v.67 n.5 , 353-58. Mulyasa, E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Rosda Karya. Phenix, P. H. (1964). Realms of Meaning. New York: McGraw-Hill Book Co. Siswanto, J. (1998). Sistem-Sistem Metafisika Barat dari Aristoteles sampai Derida. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tafsir, A. (2002). Filsafat Ilmu. Bandung: Tiara Garis Creative. Yahya, H. (Director). (2001). The Secret Beyond Matter [Motion Picture].in_ID
dc.identifier.issn2527-533X
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/9386
dc.description.abstractPenelitian ini dilatarbelakangi oleh temuan hasil survey terhadap 190 siswa di Madrasah Tsanawiyah, bahwa tingkat perkembangan religiusitas siswa menempati peringkat terendah dengan nilai 2,932 pada skala 1-5. Sementara tujuan pendidikan nasional, menjadikan peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia. Kurikulum madrasah, menyatakan bahwa salah satu tujuan pengajarannya adalah menyadari akan kebesaran dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Kesenjangan antara temuan lapangan dan tujuan kurikulum pembelajaran sains ini akibat disintegrasi (disunity) pendidikan nilai dari pembelajaran sains. Untuk mengurangi kesenjangan tersebut, pendidikan nilai sebagai inti dari pendidikan umum, maka penelitian ini bertujuan menghasilkan satu produk dari strategi pendidikan nilai untuk menanamkan nilai-nilai rububiyah siswa pada pembelajaran sains di pendidikan menengah (studi di MTs dan SMP). Dengan alasan ini maka dipilih penelitian pengembangan, dilaksanakan secara berurutan pertama, studi pendahuluan yang ditujukan untuk melihat kondisi awal pelaksanaan pendidikan nilai pada pembelajaran sains yang sedang berjalan. Proses tahapan ini merupakan kolaborasi antara ahli dan praktisi pendidikan dipadukan dari hasil pemetaan studi pendahuluan yang dikaji secara teoretis sehingga menghasilkan rumusan-rumusan berupa rancangan produk model pengembangan strategi pendidikan nilai. Kedua, pengembangan strategi pendidikan nilai, dengan tahapan dari discoveringobservasi faktual indrawi, receiving-abstraksi-rasional, meaning-transendensi konseptual, integrating-internalisasi nilai. Efektifitas strategi penanaman nilai-nilai rububiyah siswa pada pembelajaran sains ini diukur menggunakan skala sikap sehingga tergambarkan signifikansi atau tingkat keterpentingan adanya nilai-nilai rububiyah pada sains bagi siswa. Berdasarkan perhitungan menggunakan uji beda diketahui bahwa secara signifikan perolehan hasil penanaman nilai-nilai rububiyah siswa lebih besar dicapai oleh kelompok eksperimen daripada oleh kelompok kontrol.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.titleSAINS TRANSENDENTAL: MODEL PENANAMAN NILAI RUBUBIYYAH SISWA DALAM KONSEP CAHAYAin_ID
dc.typeLearning Objectin_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record