Pengolahan Limbah Cair Menjadi Biogas Menggunakan Biodegester di Industri Tahu-Kartasura
Abstract
Pabrik tahu di wilayah Purwogondo Kartosuro berjumlah 29 pengrajin, menggunakan total bahan baku kedelai 170 kg per hari. Jumlah limbah cair yang dihasilkan sekitar 41.813,2 liter per hari/pabrik. Pemilihan lokasi di sekitar bibir sungai untuk menghindari terjadinya bau yang tidak enak, karena pembuangan limbah tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu. IPAL biogas digester merupkan hasil penerapan tenologi tepat guna, menggunakan fiber reinforced plastik digester skala rumah tangga, manfaatnya : (1) membantu proses pengolahan air limbah (2) sebagai energi alternatif untuk keperluan rumah tangga dan produksi.
Permasalahan yang muncul saat ini adalah : (1) Semakin langka dan mahalnya bahan bakar (kayu Bakar, Sekam, Berambut, grajen atau minyak tanah) yang digunakan. Kebutuhan bahan bakar untuk memasak 170 kg kedelai adalah 70 kg grajen, harga Rp. 3000/kg maka Rp. 210.000.-/hari. Limbah cair tahu memiliki kandungan protein, lemak dan karbohidrat atau senyawa-senyawa organik yang masih cukup tinggi. Jika senyaw-senyawa organik itu diuraikan baik secara aerob maupun anaerob akan menghasilkan gas metana (CH4), karbondioksida (CO2), gas-gas lain dan air. Gas metana merupakan bahas dasar pembuatan biogas. (2) Biogas adalah gas pembusukan bahan organik oleh bakteri pada kondisi anaerob. Gas ini tidak berbau tidak berwarna dan mudah terbakar. Limbah cair tahu memiliki kandungan metana lebih dari 50%, sehingga sangat memungkinkan sebagai bahan baku sumber energi biogas.