dc.identifier.citation | Basuki, Ismet dan Hariyanto. 2014. Asesmen Belajar. Bandung: PT RemajaRosdakarya. Kunandar. 2014. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta DidikBerdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: RajaGrafindo Persada Kurniasih, Inas dan Berlin Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena Mulyasa. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Penilaian Otentik (dalam Pembelajaran Bahasa).Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.` Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Penilaian Pembelajaran Bahasa (BerbasisisKompetensi). Yogyakarta: BPFE. Utari, Diah Tri. 2014. “Pelaksanaan Penilaian Autentik (Authentic Assesment) Oleh Guru IPA DI SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar”. Skripsi S-1. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. | id_ID |
dc.description.abstract | Penilaian autentik merupakan penilaian objektif mengenai kompetensi yang seharusnya
dimiliki siswa, mencakup sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian mulai dari kesiapan,
dalam proses, dan hasil belajarnya. Menggunakan berbagai instrumen yang disesuaikan
dengan tuntutan kompetensi yang tertuang dalam Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada
Kurikulum 2013. Penilaian sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat,
jurnal, dan wawancara. Penilaian penilaian pengetahuan dengan tes tertulis, tes lisan, penugasan
atau proyek dalam waktu tertentu. Penilaian keterampilan dengan penilaian kinerja, proyek,
dan portofolio.
Penilaian autentik tidak mudah dilakukan dan cukup menyulitkan guru, salah satu penyebabnya
guru terbiasa hanya menilai kompetensi pengetahuan saja, penilaian aspek sikap dan
keterampilan jarang dinilai. Padahal ketiga aspek tersebut harus dinilai secara seimbang.
Akibantnya pelaksanaan penilaian autentik pada Kurikulum 2013 kurang optimal. Sejumlah
guru mengalami kebingungan dengan sistem penilaian autentik Kurikulum 2013, diantaranya
87% guru SMP 21 Semarang masih kesulitan memahami cara dan melakukan penilaian
autentik Kurikulum 2013 (Rohmawati, 2013). Secara lebih tajam diperlihatkan hasil penelitian
Utari (2014), guru dalam penilainnya masih dominan aspek kognitif (98,8%), sedang aspek
afektif sebesar 52,8%, dan aspek psikomotorik 48,4%. Artinya pelaksanaan penilaian autentik
masih belum menunjukkan hasil sebagaimana yang diharapkan, tidak sedikit guru belum
melakukan dan bahkan belum paham penilaian autentik Kurikulum 2013.
Ddari latar belakang persoalan di atas, penelitian ini bermaksud menggambarkan pelaksanaan,
kendala, dan solusi penilaian autentik dalam Mata Pelajaran PPKn di SMP Negeri 2 Colomadu
Kabupaten Karanganyar. Penelitian dilakukan secara kualitatif, dengan pengumpulan data
melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Validitas datanya dengan triangulasi sumber dan
teknik pengumpulan data, sedangkan analisisnya dilakukan dengan model interaktif.
Pelaksanaan penilaian autentik Mata Pelajaran PPKn di SMP Negeri 2 Colomadu secara relatif
sudah dapat terlaksana. Penilaian autentik dilakukan pada kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Pelaksanaan penilaian autentik kompetensi sikap dilaksanakan dengan teknik
penilaian diri, teman sejawat, jurnal, observasi. Penilaian keterampilan dilaksanakan dengan
teknik tes praktik. Adapun penilaian pengetahuan dilaksanakan dengan teknik tes tertulis, tes
lisan, dan penugasan. Teknik penilaian autentik yang belum difahami dan dilaksanakan meliputi
wawancara, penilaian projek, portofolio, dan tes lisan. | id_ID |