dc.identifier.citation | Antoni dan Nurlela. 2013. “Eufemisme dalam Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Melayu Langat”. Jurnal Kajian Linguistik,10 (2): 179-193. ISSN 1693-4660. Lestari, Ika. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi sesuai Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan. Padang: Akademia. Mahsun, M.S. 2014. Metode Penelitian Bahasa Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi Metode dan Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Nawangwulan, Ajeng. 2017. “Pemakaian Eufemisme pada Tajuk Rencana Solopos Edisi Februari-Maret 2017 dan Implikasinya Sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia di SMP Kurikukulum 2013 KD 4.1”. Skripsi. Surakarta: FKIP UMS. Permendikbud No.68 Tahun 2013 halaman 41. Rubby, Tia dan Dardanila. 2008. “Eufemisme pada Harian Seputar Indonesia”. Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. 4 (1): 55-63. Subroto, Edi. 2011. Pengantar Studi Semantik dan Pragmatik. Surakarta: Cakrawala Media. Sulistyono, Yunus. 2016. “Struktur dan Fungsi Eufemisme dalam Rubrik Obituari Harian Kompas”. Leksema Jurnal Bahasa dan Sastra, 1 (2): 73-80. P-ISSN: 2527-8088. Sutarman.2013. Tabu Bahasa dan Eufemisme. Surakarta: Yuma Pustaka. Wijaya, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2011. Semantik: Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka. | id_ID |
dc.description.abstract | Media sosial merupakan suatu alat yang dapat menghubungkan antar pengguna untuk berbagi informasi secara cepat dan bersifat global. Media sosial milik Presiden Joko Widodo sering digunakan untuk memberitakan kegiatan publik. Pemberitaan kegiatan publik tersebut mendapat respon atau komentar positif dari masyarakat. Komentar positif diidentifikasi berdasarkan penggunaan eufemisme bentuk one for one substitution (satu kata menggantikan kata lain). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan eufemisme bentuk one for one subtitution pada komentar media sosial Presiden Joko Widodo yang diimplikasikan dalam bahan ajar bahasa indonesia kelas VIII. Data penelitian berupa kata, kelompok kata, dan kalimat yang mengandung eufemisme bentuk one for one substitution dalam komentar media sosial facebook Presiden Joko Widodo. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak catat dan teknik pustaka. Teknik validasi data menggunakan triangulasi teori. Teknik analisis data menggunakan metode padan referensial dengan pendekatan semantik dan metode agih dengan teknik ganti. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, terdapat eufemisme bentuk one for one substitution dalam komentar media sosial Presiden Joko Widodo yaitu dianaktirikan, mohon, penggerak, prasejahtera, indahkan, dininabobokan, diaudit, harga istimewa, tunawisma, istana, bawah, dibebastugaskan, dipingpong, dianulir, cerca, ploletar, dijarah, tunakarya, priyayi, dan mutasi. Fungsi eufemisme yang muncul yaitu sebagai alat menghaluskan ucapan, berdiplomasi, menghindari tabu, ekspresi sopan santun, menghindari rasa malu, dan menghindari rasa takut. Kedua, eufemisme bentuk one for one substitution dalam akun media sosial Presiden Joko Widodo dapat diimplikasikan dalam pembelajaran sebagai bahan ajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 kelas VIII dalam KI.4 dan KD. 4.11 mengenai teks diskusi. | id_ID |