dc.identifier.citation | Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2014. Seminar Nasional Kebahasaan ‘Bahasa Indonesia Sebagai Alat Pemersatu Bangsa Di Daerah Perbatasan’.http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/berita/1535/Seminar%20Nasional%20Kebahasaan%20%E2%80%9CBahasa%20Indonesia%20Sebagai%20Alat%20Pemersatu%20Bangsa%20%20Di%20Daerah%20Perbatasan%E2%80%9D. [Diakses 6 Maret 2018 pukul 08:11]. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Kelima). Jakarta: Balai Pustaka. Boyd, Danah M. dan Nicole B. Ellison. 2008. Social Network Sites: Definition, History, and Scholarship. Journal of Computer-Mediated Communication. Volume 13: 211. Kridalaksana, Harimurti. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia. Lange, P. G. 2007. Publicly private and privately public: Social networking on YouTube. Journal of Computer-Mediated Communication. Volume: 13: 1. Suwandi, Sarwiji. 2008. Serbalinguistik (Mengupas Pelbagai Praktik Berbahasa). Surakarta: UNS Press. Yusuf, Oik. 2016. Jumlah Pengguna Facebook di Indonesia Terus Bertambah. http://tekno.kompas.com/read/2016/10/20/17062397/jumlah.pengguna.facebook.di.indonesia.terus.bertambah. [Diakses 6 Maret 2017 pukul 08:11]. | id_ID |
dc.description.abstract | Penggunaan bahasa Indonesia yang benar semakin diremehkan. Penggunaan bahasa Indonesia yang tidak baku banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama situs jejaring sosial seperti facebook, instagram, dan twitter. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan ragam tidak baku yang meliputi (a) akronim atau singkatan, (b) afiks, (c) bentuk yang tidak beraturan dan tidak bisa dirumuskan, dan (d) kode yang bercampur, (2) memaparkan nasib bahasa Indonesia dalam situs jejaring sosial. Teori yang digunakan adalah teori ragam bahasa non-baku. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dan perspektif. Penelitian ini membahas (1) ragam tidak baku dalam facebook, instagram, dan twitter dari sisi (a) penggunaan akronim atau singkatan, (b) afiks, (c) bentuk yang tidak beraturan dan tidak bisa dirumuskan, dan (d) kode yang bercampur. Selain itu, akan dibahas pula bagaimana nasib bahasa Indonesia sekarang dan nanti dalam situs jejaring sosial. Hasil dari analisis penelitian ini menunjukkan bahwa (1) ragam tidak baku dalam situs jejaring sosial dapat berupa (a) akronim atau singkatan, (b) afiks, (c) bentuk yang tidak beraturan dan tidak bisa dirumuskan, dan (d) kode yang bercampur, (2) ragam tidak baku dalam situs jejaring sosial melekat di generasi muda dewasa ini dan ragam tidak baku akan mendominasi dan menggeser posisi ragam baku di masa yang akan datang jika tidak ditangani serius dan segera. | id_ID |