Show simple item record

dc.contributor.authorKuncoro, Dwi Agus
dc.date.accessioned2018-09-13T06:15:39Z
dc.date.available2018-09-13T06:15:39Z
dc.date.issued2018-06
dc.identifier.isbn978-602-361-137-9
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/10334
dc.description.abstractPerubahan iklim global semakin terasa dengan hadirnya fenomena hujan ekstrim di beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS). Hujan ekstrim ini yang menyebabkan aliran banjir menjadi ganas, yang khalayak menyebutnya dengan istilah banjir bandang. Forensik engineering adalah cara untuk menentukan penyebab kerusakan (kegagalan)lingkungan dan struktur pada bangunan, Pada kesempatan ini yang akan dibahas adalah kerusakan lingkungan yang menyebabkan banjir bandang. Forensic engineering haruslah dapat menjelaskan permasalahan secara obyektif, logis, faktual, netral, tidak bias dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti orang awam tentang cara melakukan investigasi utk mendapatkan temuan-temuan teknik evaluasi dan analisis, hasil evaluasi/analisis, kesimpulan, pendapat dan rekomendasi. Banjir bandang sering dikategorikan masuk dalam bencana alam, adapun bencana alam itu sendiri yaitu Suatu gangguan perubahan tata lingkungan sebagai akibat fenomena al am atau aktifitas manusia ataupun oleh kedua-duanya yang terjadi dalam waktu re/atit singkat, sulit diduga terjadinya dan dapat menimbu/kan kerugian jiwa dan harta benda, maupun kerusakan lingkungan, kerusakan prasarana, sarana dan fasilitas umum serta dapat menimbulkan gangguan terhadap tata penghidupan masyarakat. Maksud tulisan ini, yaitu untuk memberikan pemahaman tentang genesa terjadinya banjir bandang. Adapun tujuannya, yaitu : memberikan edukasi kepada masyarakat awam untuk dapat menyelidiki penyebab banjir bandang, selanjutnya dapat dilakukan langkah-langkah perbaikan lingkungan kedepan. Dari jenis material sedimen, banjir bandang dapat dibagi menjadi 2, yaitu mudflow dan debris flow. Mudflow adalah banjir bandang yang membawa sedimen dominan berukuran silt sampai lempung. Sedangkan debris flow adalah banjir bandang yang membawa sedimen dominan berukuran pasir sampai boulder. Secara Umum Genesa Terjadinya Banjir Bandang dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu : (1). Banjir Bandang yang terjadinya karena erosi alur sungai; dimana endapan sedimen yang tebal pada alur sungai merupakan potensial sebagai material sedimen dalam aliran mudflow/debris flow bila tinggi air sungai semakin tinggi. (2). Banjir Bandang yang terjadi karena runtuhnya material yang membendung pada alur sungai (natural dam collapse). Mekanisme/proses runtuhnya natural dam dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu : a. Natural dam collapse karena overtopping; b. Natural dam collapse karena sliding (runtuhnya mulai dari bawah tubuh natural dam); c. Natural dam collapse karena progressive failure (runtuhnya mulai dari atas tubuh natural dam); (3). Banjir Bandang yang terjadi longsornya tebing yang secara langsung mengalir mengalir menjadi aliran mudflow/debris flow. Genesa banjir bandang tipe 1 merupakan bencana alam yang disebabkan oleh factor alam dan manusia (sebagai contoh banjir bandang garut september 2016); sedangkan banjir bandang tipe 2 dan 3 merupakan bencana alam yang disebabkan oleh factor alam (sebagai contoh banjir bandang belanting Lombok timur januari 2006). Rekomendasi untuk mengatasi banjir bandang tipe 1, yaitu : rehabilitasi lahan pada daerah tangkapan air sebagai zona konservasi. Sedangkan rekomendasi untuk mengatasi banjir bandang tipe 2 dan 3, yaitu dengan penanaman tanaman berakar tunggang pada lereng di daerah tangkapan air, diutamanakan tanaman akar tunggang endemik daerah setempat dan tanaman berakar tunjang di bagian kaki lereng.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherProsiding Seminar Nasional Geografi UMS IX 2018id_ID
dc.titleForensik Engineering Banjir Bandang Untuk Mendeteksi Kerusakan Daerah Tangkapan Air Dalam Rangka Restorasi Sungai dan Lingkunganid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record