Pengaruh Penayangan Eco-Brick Inovation melalui Media TVRI dan Latar Belakang Demografi terhadap Sikap Peduli Lingkungan Masyarakat Pesisir Kota Bandar Lampung
View/ Open
Date
2019-04Author
Jaya, Arif Setia
Bakri, Samsul
Ashaf, Abdul Firman
Hidayati, Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
Wilayah pesisir kota Bandar Lampung mempunyai potensi sumber daya alam yang beragam. Wilayah ini kini mengalami kemerosotan fungsi ekologis karena pencemaran limbah rumah tangga terutama sampah yang berbahan plastik. Hal ini karena beban cemaran terus meningkat akibat sampah plastik yang memerlukan waktu ratusan tahun untuk dapat teruraikan secara alami oleh mikroba, sementara sumber pencermarannya juga terus bertambah. Penelitian ini ditujukan untuk menentukan pengaruh konten eco-brick dalam siaran TVRI dan variabel demografi terhadap sikap peduli lingkungan masyarakat pesisir. Kemasan film ini didedahkan (exposed) menggunakan video player kepada 10 kelompok dengan anggota 10 orang per kelompok. Metode penelitian ini adalah wawancara tentang demografi partisipan yang dipetakan berdasarkan: umur, kelamin, pendidikan, etnis-budaya, pekerjaan, dan juga rasa ketertarikan pada bisnis eco-brick. Variabel daya tarik terhadap informasi bisnis eco-brick dan variabel demografis ini diperlakukan sebagai variabel prediktor dalam model Ordinally Regression. Sikap kepedulian terhadap penyelamatan lingkungan digunakan sebagai variabel respon dalam skala ordinal bernilai 0, 1, dan 2. Masing-masing skala ini merepresentasikan respon rendah, sedang dan tinggi. Optimasi parameter model dan uji hipotesis dilakukan pada taraf nyata 95% menggunakan software Minitab 17. Berdasakan hasil regresi ordinal yang menggunakan piranti lunak Minitab V.16 pada selang kepercayaan 10% menunjukan bahwa ecobrick innovation berpengaruh nyata dengan P value 0,010 dan ods ratio 11,76. Variabel dummy yang berpengaruh nyata pada sikap peduli lingkungan adalah nelayan, pedagang, trust, dan pendatang. Simpulan yang dapat dibuat bahwa (a) sikap kepedulian partisipan adalah 11,76 kali lebih tinggi bagi yang tertarik pada bisnis eco-brick dibandingkan dengan yang tidak, (b) masyarakat pendatang merupakan 3.77 kali lebih tinggi dari pada yang asli setempat (c) masyarakat nelayan maupun pedagang lebih rendah yang masing-masing hanya 0.18 dan 0.04 dari pada yang pekerjaannya serabutan. Implikasi kebijakan yang disarankan dari penelitian ini adalah bahwa inovasi eco-brick dapat dijadikan insentif untuk menyerap para pekerja serabutan agar lebih lebih produktif sekaligus sebagai strategi penyelamatan lingkungan pesisir.