Show simple item record

dc.contributor.authorIkhsan, Jazaul
dc.contributor.authorIriawan, Danang
dc.date.accessioned2019-08-21T04:36:25Z
dc.date.available2019-08-21T04:36:25Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.citationKironoto, B. A., (1997), “Hidraulika Transpor Sedimen”, Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada. Rosgen, D., (1996), “Applied River Morphology”, Widland Hydrology, Pagosa Springs, Colorado Soewarno,(1991), “Pengukuran Dan Pengolahan Data Aliran Sungai (Hidrometri)”. Sulaiman, M., (2008),” Study on porosity of sediment mixtures and a Bed-porosity Variation model, PhD Thesis, Department of Civil and Resources Engineering, Kyoto University, Japanid_ID
dc.identifier.isbn978-979-636-149-6
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/11491
dc.description.abstractPasca erupsi Gunung Merapi 2010, sedimen hasil letusan terendapkan di lereng gunung tersebut.Ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, banjir lahar terjadi di sungai-sungai yang berhulu di lereng Merapi.Salah satu sungai yang sering mengalamai banjir lahar tersebut adalah Sungai Code.Banjir lahar telah memberikan dampak pada aspek lingkungan dan sosial.Oleh sebab itu diperlukan suatu kajian untuk mengetahui pengaruh lahar dingin terhadap aspek lingkungan dan sosial di Sungai Code, sebagai dasar pertimbangan dalam pengelolaan sedimen.Parameter yang digunakan untuk mengetahui kondisi lingkungan sungai adalah morfologi sungai, porositas sedimen permukaan dasar sungai dan angkutan sedimen.Metode Ronsgen digunakan untuk menentukan kondisi morfologi sungai.Untuk menghitung porositas sedimen permukaan dasar sungai digunakan persamaan yang diusulkan oleh Sulaiman.Persamaan Einstein digunakan untuk menghitung angkutan sedimen pada titik yang ditinjau. Untuk mengetahui dampak pada aspek sosial, ditinjau kerusakan lahan dan kegiatan penambangan pasir. Lokasi penelitian di Jembatan Sarjito, Jembatan Gondolayu, Jembatan Tungkak dan pertemuan Sungai Code-Opak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe morfologi di Jembatan Sarjito, Jembatan Gondolayu, Jembantan Tungkak dan pertemuan Sungai Code-Opak secara berurutan adalah B5c, F5, F5dan F6. Nilai porositas sedimen permukaan dasar sungai adalah 15,61% di Jembatan Sarjito; 24,21% di Jembatan Gondolayu; 28,73% di Jembatan Tungkak dan 29,14% di pertemuan Sungai Code-Opak. Angkutan sedimen di Jembatan Sarjito, Jembatan Gondolayu, Jembatan Tungkak dan pertemuan Sungai Code-Opak adalah 0, 028; 6,28 ton/hari; 1,167 ton/hari dan 0,406 ton/hari. Kegiatan penambangan pasir yang paling aktif dilakukan di lokasi Jembatan Tungkak, dibandingkan dengan 3 lokasi yang lain. Sedangkan untuk kerusakan lahan karena banjir lahar terjadi pada pias Jembatan Tungkak dan pertemuan Sungai Code-Opak.Aplikasi teknologi yang bisa dilakukan untuk meminimalisir dampak negative sedimen adalah pembuatan bangunan pengontrol sedimen, pengerukan, perkuatan tebing dan penambangan pasir.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherSeminar Nasional Teknik Sipil III 2013id_ID
dc.titlePengaruh Erupsi Merapi 2010 terhadap Aspek Lingkungan dan Sosial: Studi Kasus di Sungai Codeid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record