dc.identifier.citation | Angraeni, T & Cahyanti, I.Y. (2012). “Perbedaan psychological Well-Being pada Penderita Diabetes Tipe 2 Usia Dewasa Madya Ditinjau dari Strategi Coping”. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, 1(2):86-93 Derek, M.I; Rottie, J.V; Kallo, V. (2017). “Hubungan Tingkat Stres dengan Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado”. e-Journal Keperawatan (e-Kp,.5(1): . 1-6 Fitriani, N dan Nilamsari, N. (2017). “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tekanan Darah pada Pekerja Shift dan Pekerja Non Shift di PT.X Gresik.” Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health, 2(1), 57-75 Gozali, F.S. (2016). “Hubungan Tingkat Depresi dengan Tekanan Darah pada Lansia di Griya Usia Lanjut Santo Yosef Surabaya.” Undergraduate Thesis, Widya Mandala Catholic University Surabaya. Hurlock, E. (2000). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Terjemahan (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga Hurlock, E. B. (2010). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Alih Bahasa Istiwidayanti, dkk). Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga Indriana et al. (2010). “Tingkat Stres Lansia di Panti Wreda Pucang Gading Semarang.” Jurnal Psikologi Undip,8(2): 87-96 DOI: https://doi.org/10.14710/jpu.8.2.87-96 Jaya, N. (2009). “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kepatuhan Pasien dalam Minum Obat Antihipertensi di Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Propinsi Banten Tahun 2009.” Diambil Desember 2014: http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/ Nandang20Tisna.pdf Kadir, A. (2003). “Perubahan Hormon terhadap Stres. Surabaya: Universitas Wijaya Kusuma. Mahmudi, A. (2012). “Hubungan Stres dengan Kejadian Tingkat Hipertensi di Puskesmas Nusa Indah Kota Bengkulu Tahun 2012.” Bengkulu: STIKES Dehasen Bengkulu Mansur, S; Wantania, F; Surachmanto, E. (2015). “Hubungan Antara Kadar Asam Urat dengan Tekanan Darah pada Mahasiswa Pria Obesitas Sentral Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado”. Jurnal e-Clinic (eCl),3(1): 381-387 Marliani, and S. Tantan. 2007. Question & Answer Hipertensi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Monks, F.J., Knoers, A.M.P., Haditono, S.R. (2002). Psikologi Perkembangan : Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Gajah Mada University Press Rahajeng, E dan Tuminah, S. (2009). “Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia”. Majalah Kedokteran Indonesia, Volume 59, Nomor: 12, Desember 2009 Sarafino, E.P. (2008). Health Psychology Biopsychosocial Interaction (6thed). USA: John Wiley and Sons, Inc. Setiawan, Z. (2006). “Karakteristik Sosiodemografi sebagai Faktor Resiko Hipertensi Studi Ekologi di Pulau Jawa Tahun 2004”. [Tesis]. Jakarta: Program Studi Epidemiologi Program Pasca Sarjana FKM-UI Sigarlaki, H. (2006). “Karakteristik dan Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi di Desa Bocor, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.” Makara Kesehatan, 10(2): 78-88 Siregar, L.B dan Hidajat, L.L. 2017. “Faktor yang Berperan terhadap Depresi, Kecemasan, dan Stress pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2: Studi Kasus Puskesmas Kecamatan Gambar Jakarta Pusat. Jurnal Ilmiah Psikologi MANASA, 6(1):15-22 Taylor, S.E. (2003). Health Psychology (5thed). Singapore: Mc.Graw Hill WHO-ISH Hypertension Guideline Committee. Guidelines of the management of hypertension. J Hypertension. 2003;21(11):1983-92 | id_ID |
dc.description.abstract | Usia dewasa memerlukan penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola
hidup yang berubah, khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan fisik, cenderung
merusak homeostatis fisik dan psikologis seseorang dan menyebabkan stres. Secara fisik dan
psikis usia dewasa memiliki tingkat stres yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan pada masa
ini merupakan masa bermasalah yaitu terdapat beberapa perubahan dalam hal penyesuaian
fisik, kesehatan, seksual, dan perubahan sosial. Meskipun stres sering dianggap lebih rentan
pada perempuan, pada laki-laki terutama usia dewasa juga rentan terkena stres karena lakilaki
pada usia ini mayoritas masih bekerja. Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini
bertujaun memberi gambaran tingkat stres pada bapak-bapak kepala keluarga pekerja
produktif pada usia dewasa berkaitan dengan tekanan darah dan kadar asam urat dalam
tubuhnya. Kegiatan ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif korelasional. Teknik
sampling menggunakan purposive non random sampling dengan kriteria jenis kelamin lakilaki,
masih bekerja produktif, dan masuk usia dewasa. Pengambilan data dilakukan dengan
sphygmomanometer dan stetoskop untuk pengecekan tekanan darah dan easy touch metode
strip untuk pengecekan kadar asam urat. Skala stres menggunakan aspek-aspek stres yang
meliputi aspek biologis, psikologis, dan sosial dengan hasil uji validitas 0.339-0,635 dan
reliabilitas 0,939. Hasil yang diperoleh lalu dikorelasikan dengan teknik analisis data korelasi
sederhana sehingga diperoleh korelasi yang kuat antara tingkat stres dengan tekanan darah
dan korelasi yang sedang antara tingkat stres dengan kadar asam urat. Hasil analisis data
menunjukkan bahwa secara parsial stres memiliki korelasi positif terhadap meningkatnya
tekanan darah seseorang sehingga dapat dikatakan bahwa orang yang stress, tekanan
darahnya akan meningkat atau cenderung mengalami hipertensi. Demikian halnya korelasi
antara stres dengan kadar asam urat seseorang. Namun demikian, belum ditemukan untuk
korelasi secara langsung antara stress terhadap tingginya kadar asam urat. Korelasi yang ada
dapat dijelaskan karena tingginya stres seseorang lalu memicu tekanan darah yang
bersangkutan sehingga meningkatkan kadar purin dalam darahnya sehingga memicu
tingginya asam urat seseorang. | id_ID |