Show simple item record

dc.contributor.authorSetiawati, Lina Desi
dc.contributor.authorSuharyani, S
dc.date.accessioned2020-07-29T06:50:58Z
dc.date.available2020-07-29T06:50:58Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.citationAbdul Salim, D. S. (2017). Pendidikan Inklusi dan Perlindungan Anak. Solo: Metagraf. Kasim, L. P. (2015). Tingkat Pemenuhan Ruang Bagi Anak Berkebutuhan Khusus pada Sekolah Luar Biasa (SLB) di Surakarta. Surakarta: Surakarta. Khakim, A. A. (2017). Aksesibilitas Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Dalam Lingkup Pendidikan Sekolah Inklusi Di Karisidenan Surakarta. Indonesian Journal of Disability Studies (IJDS), 16-18. Kristianto, M. S. (2016). Desain Interior Fasilitas Pendidikan Yayasan Pembinaan Anak Cacat Di Semolowaru dengan Tema Modern Menggunakan Ide Bentuk Catur. JURNAL SAINS DAN SENI ITS, 2337-3520. Makmun, S. (2012). TINGKAT AKSESIBILITAS RUANG SEKOLAH LUAR BIASA (SLB). YOGYAKARTA: YOGYAKARTA. Prabawati, C. (2015). KECUKUPAN SARANA DAN PRASARANA DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI 1 BANTUL. YOGYAKARTA: YOGYAKARTA. Prajalani, Y. N. (2017). Aksesibilitas Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Negeri Sukoharjo. Indonesian Journal of Disability Studies (IJDS), 87-95. Rimadhani, F. (2014). THE INCLUSION KINDERGARTEN SCHOOL OF SURAKARTA. Surakarta: Surakarta. Saraswati, A. R. (2018). IDENTIFIKASI AKSESIBILITAS DI SEKOLAH YPAC SURAKARTA. Surakarta: Surakarta. Subdit Kurikulum, D. P. (2019). RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSI 2019-2024. JAKARTA. Tarnoto, N. (n.d.). PERMASALAHANPERMASALAHAN YANG DIHADAPI SEKOLAH PENYELENGGARA PENDIDIKAN INKLUSI PADA TINGKAT SD. HUMANITAS, 50-61.id_ID
dc.identifier.issn2721-8686
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/12047
dc.description.abstractSekolah inkulsi merupakan sekolah regular (biasa) yang menerima dan menyediakan sistem layanan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan anak tanpa kebutuhan khusus (ATBK) dan anak kebutuhan khusus (ABK) melalui adaptasi kurikulum, pembelajaran, penilaian, dan sarana prasarananya.“Daerah Istimewa Yogyakarta mendapatakan sebutan sebagai kota pendidikan dan Jakarta merupakan Ibu Kota, sehingga pada tahun 2001 DIY dan Jakarta diadakan uji coba perintisan sekolah inklusi. Program “Indonesia Menuju Pendidikan Inklusi” secara resmi diumumkan oleh Pemerintah Indonesia melalui deklarasi di Bandung pada tahun 2004.” Berdasarkan data dari DEPDIKNAS DIY, 2011 Provinsi Yogyakarta terdapat sekolah penyelenggara pendidikan inklusi yang tersebar diberbagai wilayah, terdapat 239 sekolah penyelenggara inklusi di Gunung Kidul (217 SD, 20 SMP, 1 SMA), terdapat 20 sekolah (SDSMK) di Kota Yogyakarta dan akan ditetapkan pada tahun ajaran 2011/2012 di Sleman dan Kabupaten Bantul (Harian Jogja,2013). Penyelenggaraan pendidikan bagi ABK di Kota Yogyakarta merupakan salah satu bagian dari Visi dan Misi Gubernur DIY. Tujuan pendidikan Inkulsi adalah memberikan kesempatan bagi ABK dalam menempuh pendidikan, mendapatkan hak yang sama seperti siswa non ABK. Permasalahan yang ada pada SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta adalah pihak sekolah belum dapat memenuhi kebutuhan ABK yaitu kurangnya fasilitas dan sarana prasarana penunjang untuk AKB. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi sarana prasarana untuk setiap siswa termasuk untuk siswa penyandang disabilitas, seperti adanya ruang khusus untuk ABK. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data dnegan cara wawancara,observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: fasilitas dan sarana untuk ABK belum mewadahi, belum adanya ruangan khusus, alat penunjang dan buku penunjang layanan ABK belum lengkap.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherProsiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur 2020id_ID
dc.titleIdentifikasi Kriteria Tata Ruang Sekolah Inklusi Ramah Difabel (Studi Kasus di SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta)id_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record