Identifikasi Peralihan Aktivitas terhadap Ruang Publik di Makam Kembang Kuning
View/ Open
Date
2020Author
Putra, Indra Rano Dwi
Riqey, Alief
Khoirulloh, Sulthan Muhammad Zachroni
Metadata
Show full item recordAbstract
Surabaya merupakan salah satu kota yang pernah di jajah oleh Belanda
pada saat masa kemerdekaan, selain itu kota ini juga disebut sebagai kota
Pahlawan karena pemuda-pemuda di Surabaya dapat menaklukan
Belanda hanya dengan bambu runcing. Pada saat di era Belanda pada
Perang Dunia ke -2, Pasukan belanda membuat suatu makam yang dijuluki
Makam Kembang Kuning untuk memberi penghormatan terakhir kepada
pasukan Belanda yang tewas ketika terjadinya Perang Dunia ke-2. Maka
tidak heran bahwa di Surabaya banyak sekali peninggalan-peninggalan
Belanda yang masih digunakan, salah satunya adalah makam kembang
kuning yang terletak di jl. Kembang kuning kecamatan sawahan. Lahan ini
biasa digunakan sebagai tempat prostitusi pada malam hari. Berbeda
pada siang hari, lahan ini difungsikan sebagai mestinya seperti orang
berziarah dan berdoa. Namun, lahan ini bukan hanya berfungsi sebagai
pemakaman tetapi juga menjadi lahan perdagangan dan menjadi tempat
asusila. Makam yang seharusnya di hormati menjadi sebuah tempat yang
bukan seharusnya seperti tempat bermukim warga di area makam dan
juga tempat berbuat tidak senonoh. Timbulnya faktor prostitusi berbagai
macam hal dan berbagai macam alasan. Metode penelitian kualitatif
digunakan untuk mendapatkan gambaran nyata keadaan di dalam
ruang publik berdasarkan interpretasi observasi langsung serta
dilakukan metode wawancaera agar penulis dapat memahami dari segi
human behaviour. Pengamatan peneliti didasarkan pada kajian
pustaka yang dilakukan terhadap pustaka tentang ruang terbuka dan
perilaku masyarakat dalam ruang publik yang relevan. Sebagai bagian dari
proses pemahaman fakta di lapangan, teknik survei terbuka dilakukan
pada tiga ruang terbuka di kawasan permukiman Manggar untuk
mengetahui pola aktivitas pengguna ruang dalam hal penetration,
action pattern, behavior mechanisms, dan welfare. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ruang terbuka publik terbentuk melalui aktivitas
rutin masyarakat secara alami, dan juga faktor pendorong ekonomi yang
didukung dengan Human Behavior.