dc.identifier.citation | Anggoro Sigit, Agus. 2004. Studi Kerentanan Banjir Melalui Pendekatan Geomorfologi di Kecamatan Masaran dan Sidoharjo, Kabupaten Sragen. Skripsi Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. Asdak, 1995. Hidrologi dan Pengolahan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Asdak,C.,1995. Hidrologi dan Pengelolaan DaerahAliran Sungai. Percetakan Gadjah Mada University . Yogyakarta Bechtol V, Laurian L. 2005. Restoring Straightened Rivers for Sustainable Flood Mitigation. Disaster Prevention and Management. 14(1), pp, 6-19. Hatoeyo, Joe. 2020. Banjir di Purworejo Meluas Rendam 24 Desa, Ratusan Warga Mengungsi. Jateng.inew.id. Purworejo. Matondang, J.P., 2013. Analisis Zonasi Daerah Rentan Banjir Dengan Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis. Unversitas Diponegoro. Semarang. Nas, Ahmad Imam. 2020. Banjir Genangi Sebagian Besar Wilayah Desa Bapangsari. http://purworejonews.com. Diakses pada tanggal 9 November 2020 pukul 18.21 WIB Perdirjen Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial, 2013. Kementerian Kahutanan Republik Indinesia. Jakarta Primayuda, A. 2006. Pemetaan Daerah Rawan dan Resiko Banjir Menggunakan Sistem Informasi Geografis : studi kasus Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Skripsi Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Purnama, A. 2008. Pemetaan Kawasan Rawan Banjir di Daerah Aliran Sungai Cisadane Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Institut Pertanian Bogor. Ramadhan, A. 2019. Dampak Perubahan Iklim, Siklus Hujan Besar Semakin Cepat. Kompas.com. Jakarta Timur. Seyhan. 1990. Dasar- Dasar Hidrologi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Theml, S. 2008. Katalog Methodologi Penyusunan Peta Geo Hazard dengan GIS. Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias. Banda Aceh. Wardhono, A, G. Pratomo,B & Prakoso, Qori'ah. 2012. Countermeasures Flood Disaster Sampean River Policy in Situbondo District. Journal ofLawand Social Sciences (JLSS).2(1), pp.118-122. Wicaksono, Bagus Aryo. 2016. Purworejo Masuk Wilayah Risiko Bencana Banjir Jateng. https://www.medcom.id. Diakses pada tanggal 3 November 2020 pukul 20.19 WIB | id_ID |
dc.description.abstract | Banjir memang dapat terjadi setiap saat khususnya pada musim penghujan dan sering mengakibatkan hilangnya nyawa serta harta benda. Banjir tidak dapat dicegah, tetapi bisa dikontrol dan dikurangi dampak kerugian yang ditimbulkannya. Kabupaten Purworejo menempati urutan kedua wilayah paling rawan bencana di Jawa Tengah. Bagelen merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Purworejo yang termasuk daerah rawan banjir yang sudah menjadi langganan setiap tahunnya ketika memasuki musim penghujan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah modelling berbasis SIG dan analisis deskriptif hasil olah data. Modelling malalui SIG ini menggunakan aplikasi ArcGIS 10.2 dengan dilakukan proses Scoring atau pada masing-masing parameter dan overlay atau penampalan beberapa parameter yang menjadi faktor penyebab terjadinya bencana banjir seperti kemiringan lereng, ketinggian lahan, jenis tanah, penutup lahan, curah hujan, dan kerapatan sungai sehingga dapat dilakukan analisis kawasan rawan banjir di Kecamatan Bagelen.
Hasil yang diperoleh berupa peta kerawanan banjir yang terbagi menjadi tiga kelas klasifikasi kerawanan. Luasan cakupan kerawanan banjir di kecamatan bagelen 2.12 km2 tergolong dalam klasifikasi tidak rawan, 40.88 km2 tergolong dalam klasifikasi cukup rawan dan 21.04 km2 tergolong dalam klasifikasi sangat rawan. Sementara itu, faktor kemiringan lereng, jenis tanah dan penggunaan lahan merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan kerawanan banjir di Kecamatan Bagelan. Perhatian pemerintah setempat dalam melakukan tindak lanjut terkait upaya pencegahan dan penanggulangan banjir sangat diperlukan baik berupa penentuan kebijakan maupun penyelenggaraan kegiatan anti banjir sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. | id_ID |