dc.identifier.citation | http://bappeda.jogjaprov.go.id/dataku/data_dasar/cetak/171-peternakan Al-Seadi, T., Rutz, D., Prassl, H., Köttner, M., Finsterwalder, T., Volk, S., Janssen, R. (2008). Biogas Handbook. University of Southern Denmark, Niels Bohrs Vej 9-10, DK-6700 Esbjerg, Denmark. Chandra, R., Takeuchi, H., Hasegawa, T. (2012). Methane production from lignocellulosic agricultural crop wastes: a review in context to second generation of biofuel production. Renewable Sustainable Energy Review, 16: 1462–1476. Chynoweth, D.P., Owens, J.M., Legrand, R. (2001). Renewable methane from anaerobik digestion of biomass. Renewable Energy, 22(3): 1–8. Gate. (1999). Biogas Technology in India. Eschborn, Germany. Haryanto, A., dkk. (2020). Pengembangan Listrik Tenaga Biogas Skala Rumah Tangga untuk Daerah Terpencil di Indonesia. Teknik Biosistem, 8, 168-183. 10.29303/jrpb.v8i2.187 Kabir, H., Yegbemey, R.N., Bauer, S. (2013). Factors determinant of biogas adoption in Bangladesh. Renewable Sustainable Energy Review, 28: 881–889. Louie, H. (2018). Off-Grid Electrical Systems in Developing Countries. Springer International Publishing AG, Switzerland: 53–82. Mitianiec, W. (2012). Factors determining ignition and efficient combustion in modern engines operating on gaseous fuels. Internal Combustion Engines (Lejda, K. and Woś, P., editors). InTech, Janeza Trdine 9, Rijeka, Croatia: 3–34. Polprasert, C. (1995). Waste Organic Recycle. New York: John Wiley and Sons Puspitasari, R., dkk. (2015). Produksi Gas Metana (CH4) dari Feses Sapi FH Laktasi dengan Pakan Rumput Gajah dan Jerami Padi. Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan, 3(1); 40-45. Siregar, H. (1998). Petunjuk Teknis Pemanfaatan ENceng Gondok untuk Bahan Bakar Biogas. Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran, Bandung. Stevens, R.J., dkk. (1989). Effect of Acidification with Sulphuric Acid on the Volatilization of Ammonia from Cow and Pig Slurries. Cambridge Journal of Agriculture Science, 113, 389-395 Tchobanoglous, G., F. Burton. (1992). Wastewater Enginering: Treatmen, Disposal and Reuse. Toronto: McGraw-Hill Inc Triatmojo, S., dkk. (2016). Penangana Limbah Industri Peternakan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Warner, U., Stöhr, U., Hees, N. (1989). Biogas plants in animal husbandry. GTZ (Gesellschaft für Technische Zusammen-arbeit), Eschborn I, Federal Republic of Germany: 153 hal | id_ID |
dc.description.abstract | Sapi adalah hewan pemamah biak dan tidak cuma punya satu lambung, melainkan sebuah sistem pra-pencernaan dengan lambung belakang, rumen dan lain-lain. Pengolahan makanan secara mikrobiologis terjadi dalam rumen. Bakteri dalam rumen, menghasilkan berbagai jenis produk seperti misalnya gas methan. Satu kilogram methan memiliki bahaya untuk iklim berlipat ganda daripada gas CO2. Jika emisi gas methan dari sapi dapat direduksi, dampaknya akan sangat positif untuk iklim bumi. Akhir-akhir ini kita sering mendengar tentang pengolahan feses ternak, terutama sapi sebagai bahan biogas. Biogas sendiri merupakan gas yang dihasilkan dari aktivitas biologi dalam proses fermentasi anaerob. Biogas menghasilkan gas bio yang merupakan campuran gas methan, NOx, H₂ dan CO₂ sebagai hasil perombakan limbah organik secara anaerob didalam digester atau reaktor. Biogas dapat menjadi pilihan dalam pengelolaan limbah gas dari perternakan dan dapat sebagai sumber energi terbarukan yang mudah diaplikasikan.
Kata kunci : sapi, feses, methan, biogas, gas bio, digester, energi terbarukan. | id_ID |