dc.description.abstract | Stunting merupakan masalah gizi yang sering ditemukan pada anak di Indonesia. Prevalensi
stunting secara nasional pada 2013 adalah 37,2% yang berarti terjadi peningkatan dibandingkan tahun
2010 (35,6%) dan 2007 (36,8%). Pada 2014 prevalensi stunting pada anak SD di Sukoharjo
sebanyak 37,1%, sedangkan rekomendasi WHO untuk stunting adalah <20%. Stunting disebabkan
karena asupan makanan yang tidak seimbang salah satunya asupan kalsium. Kekurangan kalsium akan
mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak. Sebanyak 98,6% anak SD di Sukoharjo memiliki
angka asupan kaslium <70% AKG, serta sebanyak 43,72% wanita di Sukoharjo berpendidikan rendah.
Tingginya angka kejadian stunting, rendahnya konsumsi asupan kalsium, dan rendahnya tingkat
pendidikan ibu merupakan fenomena yang diteliti dalam penelitian ini. Mengetahui hubungan
antara asupan kalsium dan pendidikan ibu dengan kejadian stunting pada anak di MIM, Kartasura, Kab.
Sukoharjo, Jawa Tengah. Jenis penelitian ini observasional analitik, dengan pendekatan cross sectional,
dan teknik sampling dengan purposive sampling dengan besar sampel 86. Pengukuran pola asupan
kalsium menggunakan metode Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire, sedangkan pengukuran
tinggi badan menggunakan microtoise dan diklasifikasikan menggunakan diagram tinggi badan menurut
umur (TB/U). Data kemudian dianalisis dengan uji Chi Square. Berdasarkan uji Chi Square antara
asupan kalsium dan kejadian stunting didapatkan nilai p <0,001 dan OR =7,400. Sedangkan antara
tingkat pendidikan ibu dengan kejadian stunting didapatkan nilai p =0,442 dan OR =0,688. Dari
penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara asupan kalsium
dengan kejadian stunting namun pada pendidikan ibu tidak terdapat hubungan yang bermakna terhadap
kejadian stunting. | id_ID |