Show simple item record

dc.contributor.authorEndes, Dachlan N.
dc.date.accessioned2012-05-01T04:00:02Z
dc.date.available2012-05-01T04:00:02Z
dc.date.issued2011-12
dc.identifier.citationApriani, H. (2009). Penentuan Luas Hutan Kota Berdasarkan Penyerapan rbondioksida di Pasirpengaraian Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Skripsi. Fakultas Kehutanan, IPB. Bentsen, P., A.C. Lindholst and C.C. Konijnendijk. (2010). Reviewing Eight Years of Urban Forestry & Urban Greening: Taking stock, looking ahead. Urban Forestry & Urban Greening. Volume 9, Issue 4: 273-280. Brack, C.L. (2002). Pollution Mitigation and Carbon Sequestaration by an Urban Forest. J. Environ. Pollut. 116: 195-200. [CDIAC] Carbon Dioxide Information Analysis Center. (2005). Frequently Asked Global Change Questions, [online], dari http://cdiac.esd.ornl.gov/pns/faq.html. [August 2010]. Dahlan, E.N. (1992). Hutan Kota untuk Pengelolaan dan Peningkatan Kualitas Hidup. APHI-IPB Press. _________ . (2002). Membangun Kota Kebun Bernuansa Hutan Kota. IPB Press. _________ . (2007). Penentuan Kebutuhan Luasan Hutan Kota sebagai Sink CO2 Antropopgenik dari Bahan Bakar Minyak dan Gas dengan Pendekatan Sistem Dinamik di Kota Bogor. Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. [DEFRA]. (2005). Guidelines for Company Reporting on Greenhouse Gas Emissions. Annex 1 - Fuel Conversion Factors, [online], dari Http://www.defra.gov.uk/ environment/business/ envrp/gas/05.htm. [September 2010]. Helms, J.A. (1998). The Dictionary of Forestry. The Society of American Foresters, Bethesda. Http://www.physics.uci.edu/~silverma/resourxces.ppt. (2007). [online]. [September 2011]. Http://www.beritajakarta.com/v_ind/berita_print.asp?nNewsId=39672. [online]. [Oktober 2011]. Johnston, M. (1996). A Brief History of Urban Forestry in the United States. Arboricultural Journal 20: 257–278. Konijnendijk, C.C. (2003). A Decade of Urban Forestry in Europe. Forest Policy and Economics 5: 173–186. Malcolm, J.R C. Liu, R.P. Neilson, L. Hansen, L. Hannah. (2006). Endemic Species from Biodiversity Hotspots. Conservation Biology Vol. 20, Issue 2: 538–548. McPherson, E. G. (1998). Atmospheric Carbon Dioxide Reduction by Sacramento’s Urban Forest. J. Arboric. 24(4): 215-223. McPherson, E.G, D. J. Nowak dan R. A. Rowntree. (1994). Chicago’s Urban Forest Ecosystem: Results of the Chicago Urban Forest Climate Project. United States Department of Agriculture Forest Service Northeastern Forest Experiment Station General Technical Report N E- 186. McPherson, E. G. dan J. R. Simpson. (1999). Carbon Dioxide Reduction through Urban Forestry: Guidelines for Professional and Volunteer Tree Planters. United States Department of Agriculture Forest Service. Pacific Southwest Res. Sta. Meinshausen, M., N. Meinshausen, W. Hare, S.C.B. Raper, K. Frieler, R. Knutti, D. J. Frame dan M. R. Allen. (2009). Greenhouse Gas Emission Targets for Limiting Global Warming to 2°C. Nature 458: 1158-1162. Miller, R.W. (1997). Urban Forestry: Planning and Managing Urban Green Spaces. second ed. Prentice Hall, New Jersey. Nowak, D.J. dan D. E. Crane. (2011). Carbon Storage and Sequestration by Urban Trees in the USA. Environ Pollut. Vol. 116, Issue 3: 381-389. Pall, P., T. Aina, D.A. Stone, P.A. Stoot, T. Nozawa, A.G.J. Hilberts, D. Lohman and M.R. Allen. (2011). Anthropogenic Greenhouse Gas Contribution to Flood Risk in England and Wales in Autumn 2000. Nature 470: 382–385. [online]. dari http:// www.nature.com/nature/journal/v470/n7334/abs/nature09762.html. [17 March 2011]. Pataki, D.E., P.C. Emmi, C.B. Forster, J.I. Mills, E.R. Pardyjak, T.R. Peterson, J.D. Thompson and E. Dudley-Murphy. (2009). An Integrated Approach to Improving Fossil Fuel Emissions Scenarios with Urban Ecosystem Studies. Ecol. Complex. 6: 1-14. Regina Urban Forest Management Strategy. (2000). Urban Forest. http://www.tcf-fca.ca/ programs/urbanforestry/cufn/Resources_Canadian/ReginaUFMS.pdf. [Desember 2011]. Rosa, D.S. (2005). Penentuan Luasan Optimal Hutan Kota Sebagai Penyerap Gas CO2. Studi Kasus di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Skripsi. Fakultas Kehutanan, IPB. Rushayati, S.B., E. N. Dahlan dan R. Hermawan. (2010). Ameliorasi Iklim Melalui Zonasi Hutan Kota Berdasarkan Peta Sebaran Polotan Udara. Forum Geografi, Vol. 24, No. 1, Juli, pp 73 – 84. Rushayati, S.B., H. S. Alikodra, E.N. Dahlan dan H. Purnomo. (2010). Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Distribusi Suhu Permukaan di Kabupaten Bandung. Forum Geografi, Vol. 25, No. 1, 18 Juli 2011: 17 – 26. Santosa, I. (2004). Model Penyebaran Pencemaran Udara dari Kendaraan Bermotor Menggunakan Metode Volume Terhingga: Studi Kasus di Kota Bogor. Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Sasmojo, S dan M. Tasrif. (1991). CO2 Emissions Reduction by Price Deregulation and Fossil Fuel Taxation: A case Study of Indonesia. Energy Policy. Vol. 19, Issue 10: 970-977. Syakuroh, U. (2004). Emisi Gas Rumah Kaca di Wilayah Kabupaten Bogor. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. The National Energy Foundation. (2005). Simple Carbon Calculator. [online] dari http:// www.nef.org.uk/greencompany/co2calculator.htm [Desember 2010]. Trenbeth. (1981). Current Atmospheric Carbon Dioxide, [online], dari Http://www.cdiac. esd.ornl.gov/ftp/maunaloa-CO2/maunaloa.CO2, dan Http://www.radix.net/ ~bobg/faqs/scq. CO2rise.html [Desember 2010]. Wikipedia. (2010) Urban Forest, [online], dari: http://en.wikipedia.org/wiki/ Urban_forest. [Nopember 2010]. Zhang, Y., Y. Xu, W. Dong, L. Cao, M. Sparrow. (2006). A Future Climate Scenario of Regional Changes in Extreme Climate Events over China Using the PRECIS Climate Model. Geophysical Research Letters Vol. 33, Issue: 24: 21101-21109.en_US
dc.identifier.issn0852-0682
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/1273
dc.description.abstractTujuan dari penelitian ini adalah menentukan kebutuhan luasan hutan kota yang berfungsi sebagai rosot (sekuestrasi) gas CO2 dari bahan bakar minyak dan gas di Kota Bogor. Analisis sistem dinamik digunakan untuk menentukan kebutuhan tersebut. Program yang digunakan Powersim dengan nomor lisensi PSSL-N999998-5NC2Y. Citra satelit tahun 2003, 2005 dan 2007 digunakan untuk menganalisis luasan RTH dan ruang terbangun serta persentase perubahannya. Penelitian ini menunjukkan bahwa luasan hutan kota dan jumlah bibit pohon yang dibutuhkan sebagai rosot gas CO2 bervariasi menurut waktu dan daya rosot nya. Oleh sebab itu, pemilihan jenis berdasarkan daya rosotnya harus betul-betul diperhatikan. Dengan menggunakan pohon berdaya rosot sangat tinggi, kebutuhan luasan areal hutan kota menjadi lebih kecil dan juga dapat menurunkan konsentrasi ambiennya. Lain halnya jika yang digunakan jenis pohon berdaya rosot tinggi. Konsentrasi gas ini akan meningkat lagi dan luasan hutan kota yang dibutuhkan menjadi lebih besar.en_US
dc.publisherlppmumsen_US
dc.subjectdinamika sistemen_US
dc.subjectpemanasan globalen_US
dc.subjecthutan kotaen_US
dc.subjectruang terbuka hijauen_US
dc.subjectkonsentrasi ambien gas CO2en_US
dc.titleKEBUTUHAN LUASAN AREAL HUTAN KOTA SEBAGAI ROSOT (SINK) GAS CO2 UNTUK MENGANTISIPASI PENURUNAN LUASAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA BOGORen_US
dc.title.alternativeRequirement of Urban Forest Area as a Sink for CO2 to Antisipate Green Open Space Reduction at Bogor Cityen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record