dc.description.abstract | Perceraian orangtua merupakan situasi hidup yang traumatik karena anak
kehilangan figur orangtua secara utuh. Dampak perceraian begitu besar,
dapat berupa ketidakstabilan emosi, mengalami rasa cemas, tertekan, dan
kemarahan, selain itu tidak adanya figur orangtua dapat menyebabkan
anak terjerumus pada hal-hal negatif dari lingkungan teman sebaya.
Perceraian yang terjadi pada pasangan suami istri, apapun alasannya,
akan selalu berakibat buruk pada anak, meskipun dalam kasus tertentu
perceraian dianggap merupakan alternatif terbaik daripada membiarkan
anak tinggal dalam keluarga dengan kehidupan pernikahan yang buruk.
Tujuan yang ingin dicapai adalah menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan kepribadian matang pada dewasa awal yang
mengalami perceraian orangtua. Data diperoleh dari 3 orang dewasa awal
berkepribadian matang yang mengalami perceraian orangtua, dengan
menggunakan metode observasi dan wawancara. Analisis data yang
digunakan adalah analisis deskriptif yaitu berupa paparan, uraian dan
gambaran. Dari hasil analisis data diketahui bahwa faktor-faktor yang
membentuk kepribadian matang pada dewasa awal yang mengalami
perceraian orang tua dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal berupa: motivasi dan semangat untuk
bangkit dari keterpurukan paska perceraian orangtua, pengalamanpengalaman
bermakna yang dialami dalam kehidupan. Faktor eksternal
yang berperan dalam pembentukan kepribadian matang remaja, berupa
dukungan dari keluarga, teman, dan lingkungan yang kondusif serta
pergaulan yang positif. | en_US |