dc.identifier.citation | Berkowitz, L. (1995). Agresi: Sebab dan akibatnya. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo Elliot, S.N. & Busse, R.T. (1991). Social skills assessment and intervention with children and adolescents. School Psychology International, Vol. 12 Karney, C.A. (2006). Casebook in child behavior disorders, Third Edition. Belmont: Thomson Higher Education Malti, T. (2006). Aggression, Self-Understanding, and Social Competence in Swiss Elementary-School Children. Swiss Journal of Psychology 65 (2), 2006, 81–91 Shapiro, L.E. (1997). Mengajarkan Emotional Intelligence pada Anak. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama | en_US |
dc.description.abstract | Dewasa ini kita banyak mendengar dan membaca fenomena perilaku
agresif di seluruh penjuru Tanah Air yang dilakukan oleh orang dari
berbagai kalangan usia. Perilaku agresif itu dapat berdampak fatal
dengan hilangnya hak hidup manusia. Perilaku agresif muncul karena
rasa marah pada diri seseorang yang tidak dapat dikelola dengan baik.
Ekspresi kemarahan dalam bentuk agresi pada seseorang merupakan
salah satu wujud karakter pribadi yang sudah terbangun sejak masa
kanak-kanak. Banyak faktor yang menjadi pemicu perilaku ini, salah
satunya dari lingkungan yaitu adanya relasi yang tidak sehat dengan
orang lain. Penelitian membuktikan bahwa perilaku agresif pada diri anak
berkorelasi dengan rendahnya ketrampilan sosial pada anak (Malti,
2006). Tulisan ini bertujuan untuk menawarkan sebuah cara mengurangi
perilaku agresif pada anak melalui pelatihan ketrampilan sosial. Teknik
yang digunakan dalam pelatihan ketrampilan sosial ini meliputi modeling,
feedback, role playing, dan social reinforcement. Ketrampilan sosial yang
dimiliki sangat berguna bagi anak sebagai bekal menjadi pribadi yang
sehat secara psikologis. Jika pribadi-pribadi yang sehat secara psikologis
ini lahir dan berkembang di masyarakat, maka berangsur-angsur perilaku
agresif di negeri ini dapat berkurang sehingga kehidupan menjadi lebih
baik. | en_US |