dc.identifier.citation | Depag RI, 1990. Al Qur‘an dan Terjemahnya, Jakarta: Yayasan Penerjemah al Qur’an. Slamet Siswadi, 1990. Biografi: Profil Ulama Rifa‘iyah, Yogyakarta: t.p. Kiai Ahmad Nasihun, 1967. Silsilah keturunan K H Abu Sujak, Pekalongan: t.p. Ahmad Syadzirin Amin , 1989. Gerakan Syaikh Ahmad Rifa‘i Dalam menentang Kolonial Belanda, Jakarta: Yayasan Mesjid Baiturrahman. Karl A Steenbrink, 1984. Beberapa Aspek Tentang Islam di Indonesia Abad 19, Jakarta : Bulan Bintang. Abul Wafa‘ Taftazani, 1985. Sufi dari zaman ke zaman, terj. Bandung : Penerbit Pustaka. Ichtiar Banu Van Hoeve, 1993. Ensiklopedi Islam. Jilid 5 dan 3, Jakarta. | en_US |
dc.description.abstract | Perkembangan tasawuf, sebagaimana disiplin Islam yang lain tidak
sepi dari penyimpangan. Penyimpangan-penyimpangan itulah yang,
pada gilirannya, mendorong para pembaharu sufi untuk diluruskan
dan dikembalikan ke kepangkuan al Qur’an dan Hadits. Dalam
tulisan ini penulis menelusuri salah satu pembaharu tasawuf yang
berasal dari Kalisalak (Indonesia) yakni Syaikh Ahmad Rifa’i.
Dari paparan tentang pemikiran tasawuf Ahmad Rifa’i dan beberapa
ajaran/doktrin yang terkait erat dengannya yang menjadi perhatiannya,
selanjutnya dapat disimpulkan berikut. Memperhatikan
corak tasawuf yang ada dalam Islam, baik teori maupun praktek,
maka corak tasawuf Ahmad Rifa’i termasuk tasawuf Sunni. Ciri dari
corak tasawuf ini adalah bersumberkan pada al Qur’an dan hadits,
artinya apapun ajaran dan pengalaman tasawuf oleh para sufi harus
dikembalikan ke pangkuan keduanya. Ahmad Rifa’i adalah figur
yang berjuang secara gigih mengembalikan ajaran tasawuf ke
sumber pokoknya. | en_US |