dc.identifier.citation | Adnan, Zifirdaus. 2004. “Citing Behaviours in Indonesian Humanistics Research Articles”. ASAA e‐Journal of Linguistics Language Teaching Issue, 48‐53, Juni 2004. Brown, Penelope and Stephen C. Levinson. 1992. Politeness in Some Universal in Language Usage. Cambridge: Cambridge University Press. Dorschel, Andreas. 1989. “Understand a Directive Speech Act” dalam Australian Journal of Philosophy, Volume 67, Number 3, 1989, pp. 319‐340. Routledge Francis Group. Gasdar, Gerald. 1979. Pragmatics: Implicature, Presuposition, and Logical Form. New York: Academica Press. Gauthier, Gilles. 2004. “The Use of Indirection in Television Political Debates: The Bush‐ Gore Debates During 2000 American Presidential” dalam Journal of Political Marketing, Volume 3, Number 3, 2004, pp. 69‐86. Haworth Press. Grice, H.P. 1981. Presupposition and Conversational Implicature. New York: Academic Press. Gunarwan, Asim. 1994. “Kesantunan Negatif di Kalangan Dwibahasawan Indonesia‐Jawa di Jakarta: Kajian Sosiopragmatik” dalam Berkala PELLBA 7. Jakarta: Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Unika Atmajaya. Gunarwan, Asim. 2000. “Tindak Tutur Melarang di Kalangan Dua Kelompok Etnis Indonesia: Ke Arah Kajian Etnopragmatik” dalam Berkala PELLBA 13. Jakarta: Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Unika Atmajaya. Gunarwan, Asim. 2001. “Implikatur Pemilihan Sandi Bahasa di dalam Beberapa Dialog Ludruk” dalam Berkala PELLBA 14. Jakarta: Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Unika Atmajaya. Gunarwan, Asim. 2003. “Persepsi Nilai Budaya Jawa di Kalangan Orang Jawa: Implikasi dan Penggunaan” dalam Berkala PELLBA 16, Jakarta: Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Unika Atmajaya. Gunarwan, Asim. 2004. “Pragmatik, Kebudayaan, dan Pengajaran Bahasa” dalam Seminar Nasional Semantik III. Surakarta: Program Pascasarjana UNS. Gunarwan, Asim. 2005. “Beberapa Prinsip dalam Komunikasi Verbal: Tinjauan Sosiolinguistik dan Pragmatik” dalam Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (Ed. Pranowo). Yogjakarta: Sanata Dharma University Press. Halliday, M.A.K. and Ruqaiyah Hasan. 1992. Language, Contex, and Tex: Aspect of Language in Social‐Semiotic Perspective. Victoria: Deakin University. Haryono, Purwo. 2004. Tindak Tutur dalam Wacana Rapat Dinas DPRD Kabupaten Klaten (Tesis). Surakarta: Program Pascasarjana UNS. Holmes, Jonet. 2002. “Sharing a Laugh: Pragmatics Aspects of Humour and Gender in Work Place”. Journal of Pargmatics, 1‐5, Juli 2002. Ibrahim, Abd. Syukur. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional Jumanto. 2007. Komunikasi Fatis di Kalangan Penutur Jati Bahasa Inggris: Satu Cara Bahasa Digunakan untuk Menciptakan Hubungan Sosial yang Harmonis. Semarang: WorldPro Publishing. Kasper, G. 1990. “Linguistic Politeness Curent Research Issues”. Journal of Pragmatic, 1993‐218. Desember 1990. Kuntjara, Esther dan Anita Lie. 2000. “Analisis Protokol Proses Membaca dan Menulis dalam Perspektif Jender” dalam Berkala PELLBA 13, hal. 61 s.d 109. Jakarta: Pusat Kajian Bahasa Unika Atmajaya. Kushartanti. B. 2009. “Strategi Kesantunan Bahasa pada Anak‐anak Usia Prasekolah: Mengungkapkan Keinginan. Dalam Jurnal Linguistik Indonesia. Tahun 27, No.2, hlm. 257‐270, Masyarakat Linguistik Indonesia. Ladegaard, Hans J. 2004. “Politeness in Young Children’s Speech: Context, Perr Group Influence and Pragmatic Competence” dalam Journal of Pargmatics 36 (2004) 2003‐2022. Lakoff, R. 1990. Talking Power: The Politics of Language in Our Lives. New York: Harper Row Publishers. Leech, Geoffrey N. 1983. Principles of Pragmatics. London: Longman. Levinson, Stephen C. 1983. Pragmatics. London: Cambridge University Press. Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, dan Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Miles, M.B. and Michael Hubermen. 1992. Qualitative Data Analysis: A Cource Book of New Method. Baverly Hills: Saga Publications. Moessner, Lilo. 2010. “Directive Speech Acts A Cross‐Generic Diacronic Study” dalam Journal of Historical Pragmatics, Volume 11, Number 2, 2010, pp.219‐249. John Benyamin Publishing Company. Muslich, Masnur. 2006. ”Kesantunan Berbahasa” dalam Jurnal Humanities and Social Sciences, Prince of Songkhla University, Pattani, Thaliland. Nagy C., Katalin. 2010. “The Pragmatics of Grammaticalisation: The Role of Implicatures in Semantic Change” dalam Journal of Historical Pragmatics, Volume11, Number 1, 2010, pp.67‐95. John Benyamin Publishing Company. Nemeth, Eniko T. 2001. “Pragmatics in 2001: Selected Papers from The 7 th International Pragmatics Conference.” Belgium: International Pragmatics Association. Park, Chongwon. 2010. “Intersubjectification and Korean Honorifics” dalam Journal of Historical Pragmatics, Volume11, Number 1, 2010, pp.122‐147. John Benyamin Publishing Company. Prayitno, Harun Joko. 2009. “Perilaku Tindak Tutur Berbahasa Pemimpin dalam Wacana Rapat Dinas: Kajian Pragmatik dengan Pendekatan Jender” dalam Jurnal Terkreditasi Kajian Linguistik dan Sastra, Volume 21, No.2, Desember 2009, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan Indonesia FKIP UMS. Prayitno, Harun Joko. 2010. “Perwujudan Prinsip Kerja Sama, Sopan Santun, dan Ironi Para Pejabat dalam Peristiwa Rapat Dinas di Lingkungan Pemerintahan Kota Berbudaya Jawa” dalam Jurnal Terkreditasi Kajian Linguistik dan Sastra, Volume 22, No.1, Juni 2010, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan Indonesia FKIP UMS. Purwo, Bambang Kaswanti. 1990. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Kanisius. Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Sifianou, Maria. 1992. Politeness Phenomena in England dan Greece: A Cross Cultural Perspective. Oxford: Clarendon Press. Sofia, Sarosi. 2003. “Historical Sociopragmatics: A New Approach to the Study of the History of Hungarian” dalam Acta Linguistica Hungaria, Volume 50, Number 4, 2003, pp. 435‐456. Akademiai Kiado. Spencer O.H., Jiang. 2003. “Explaining Cross‐Cultural Pragmatic Findings: Moving from Politeness Maxims to Sociopragmatic Interactional Principles (SIPs)” dalam Journal of Pragmatics, Volume 35, Number 10, 2003, pp. 1633‐1650. John Benyamin Publishing Company. Spencer O.H., Jiang. 2003. “Politeness in Presidential Debates: Shaping Political Face in Campaign Debates” dalam Presidential Studies Quarterly, Volume 40, Number 3, 2010, pp. 569‐570. Wiley Blackwell. Spencer O.H., Jiang. 2003. “The Paradox of Communication Sociocognitive Approach to Pragmatics” dalam Pragmatics of Society, Volume 1, Number 1, 2010, pp. 50‐73. John Benyamin Publishing Company. Subroto, Edi. 2004. “Pragmatik, Implikatur, dan Komunikasi” dalam . Seminar Nasional Semantik III. Surakarta: Program Pascasarjana UNS. Subroto, Edi. 2008. ”Bagaimana Kesantunan Berbahasa di Kalangan Anak Muda.” dalam www.kr.co.id/web/detail.php?sid=184199&actmenu=40, Akses 28 April 2009. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Suprihatin, Yeni Mulyani. 2007. “Kesantunan berbahasa dalam Mengungkapkan Perintah”. Dalam Jurnal Linguistik Indonesia. Tahun 25, No.1, hlm. 53‐62, Masyarakat Linguistik Indonesia. Watts, Richard J. 2003. Politeness: Key Topics in Sodiolinguistics. Cambridge: Cambridge University Press. Wijana, I Dewa Putu. 1999. “Semantik dan Pragmatik” dalam Seminar Nasional I Semantik sebagai Dasar Fundamental Pengkajian Bahasa, 26‐27 Februari 1999”. Surakarta: Program Pascasarjana UNS. | en_US |
dc.description.abstract | Studi ini bertujuan untuk merumuskan taksonomi tindak kesantunan direktif di
kalangan andik SD yang berlatar belakang budaya Jawa. Tujuan spesifik studi ini adalah
untuk merumuskan taksonomi dan pola semestaan realisasi tindak kesantunan direktif
andik SD dalam hubungannya dengan prinsip dasar berbahasa PKS dan PSS; prinsip
harmoni sosial PI dan PK. Objek penelitian ini adalah skala kelangsungan dan peringkat
tindak kesantunandirektif dalam kaitannya PKS, PSS, prinsip harmoni sosial PI, PK, dn
prinsip kultural budaya Jawa. Sumber data penelitian meliputi keseluruhan aktivitas
berbahasa andik SD yang direfleksikan oleh guru kelas SD melalui FGD, baik dalam
suasana formal maupun nonformal. Data penelitian berupa skala kelangsungan dan
peringkat kesantunan pertuturan menurut PKS, PSS, PI, PK, dan Pk. Interpretasi
perwujudan tindak kesantunan direktif dilakukan dengan kerja analisis pragmatik yang
mengacu pada analisis heuristik model Grice, skala kelangsungan dan peringkat
kesantunan model Brown‐Levinson.
Hasil studi ini menunjukkan bahwa (1) perwujudan tindak kesantunan direktif (TKD) di
kalangan andik SD berlatar belakang budaya Jawa berkecenderungan diwujudkan
melaui tipe menyuruh pada kategori memerintah dan tipe meminta pada kategori
memohon. Temuan ini menggambarkah bahwa sesuai dengan kodratnya sebagai anak pada
dasarnya masih memerlukan suri tauladan dari orang tuanya di rumah, gurunya di sekolah, dan
panutannya sebagai yang difigurkan atau ditokohkan di lingkungan masyarakatnya masingmasing.
(2) realisasi TKD di kalangan andik SD berlatar belakang budaya Jawa
berkecenderungan dinyatakan dengan cara‐cara tak langsung dan modus‐modus
nonliteral daripada dengan cara‐cara langsung atau modus literal. Realisasi ini
menggambarkan bahwa andik SD pada hakikatnya masih dalam masa perkembangan
mental lingual sehingga masih memerlukan bimbingan yang bernilai positif, santun,
dan berkarakter dari orang tua, guru, dan lingkungan masyarakatnya masing‐masing
dalam hal berbahasa serta bertindak tutur. (3) Skala tindak kesntunan direktif di
kalangan andik SD berlatar belakang budaya Jawa lebih dibangun dengan skala untungrugi
dan langsung‐tak langsung sehingga kurang menjangkau pada hal‐hal yang bernilai
skala pilihan atau opsional. Temuan ini berarti andik SD saat ini memiliki
ketergantungan yang tinggi terhadap orang tua, guru, dan lingkungan sekolah sehingga
keberanian di dalam menentukan pilihan dan keputusan menjadi modal yang sangat
minim dimiliki bagi andik SD. (4) Prinsip harmoni sosial dan rukun sebagai prinsip
kultural yang digunakan oleh andik SD berlatar belakang budaya Jawa memiliki
keterbtasan berinterelasi pada bidal‐bidal kesantunan masyarakat Jawa, yaitu kurmat
’hormat’, andhap asor ’rendah hati’, empan papan ’sadar akan tempat’ atau
’introspektif’, tepa slira ’tenggang rasa’. Realisasi prinsip rukun sebagai modal dasar
dan filosofi masyarakat Jawa belum sepenuhnya menyatu ke dalam perilaku
berbahasa, khususnya bertindak kesantunan direktif, di dalam kehidupan sehari‐hari di
kalangan andik SD berlatar belakang budaya Jawa. | en_US |