Show simple item record

dc.contributor.authorPurwati, Panca Dewi
dc.date.accessioned2013-07-30T09:11:43Z
dc.date.available2013-07-30T09:11:43Z
dc.date.issued2013-06-01
dc.identifier.citationDanandjaya, James. 1985. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain. Jakarta:Grafiti. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi SMP. Jakarta : Dirjen Dikdasmen Direktorat Pendidikan Lanjut Pertama. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP / M Ts. Jakarta : Depdiknas. Ekowardono, B. Karno. 2009. Handout Tata Wacana. Semarang: FBS UNNES. Joyce, Bruce dkk. 2009. Models of Teaching. Model-model Pengajaran. Edisi kedelapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Joyce, B.& Weil, M. 1994. Models of Teaching. Boston: Allyn and Bacon. Lickona,T. 1991. Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam Books. Munandar, U. 1997. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak. Jakarta: Gramedia. Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nuryatin, Agus. 2008. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Berbasis Pengalaman dengan Pendekaatan Kontekstual. Disertasi Program Pascasarjana Unnes.Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan dan Menengah. Slavin, Robert. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik diterjemahkan oleh Nurulita Yusron. Bandung: Penerbit Nusa Media. Sukestiyarno. 2010. Olah Data Penelitian Berbantuan SPSS. Semarang: UNNES PRESS.en_US
dc.identifier.isbn978-979-1032-64-3
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/3334
dc.description.abstractSalah satu masalah nasional yang sedang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya nilai literasi. Salah satu sebabnya adalah minat membaca dan menulis di kalangan pelajar maupun masyarakat yang masih rendah. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendiknas Mansyur Ramly menjelaskan (2011) bahwa pelajaran bahasa Indonesia masih menjadi pelajaran tersulit. Salah satu pemicunya adalah peserta didik belum terbiasa membaca dan menulis wacana dengan baik. Sudah seharusnya guru bahasa Indonesia SMP memiliki tanggung jawab menanamkan pembiasaan baca tulis wacana melalui kompetensi yang dibelajarkan di sekolah. Karena dugaan bahwa sastra lebih menyenangkan, maka dalam penelitian ini dipilih kompetensi menuliskan kembali dongeng kelas VII SMP. Agar lebih efektif, selanjutnya kompetensi tersebut dipersingkat dengan istilah kompetensi menulis dongeng.en_US
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartaen_US
dc.subjectPembelajaranen_US
dc.titlePengembangan Model Integratif Berbasis Aspek Wacana Pada Pembelajaran Menulis Dongeng Peserta Didik SMPen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record