Show simple item record

dc.date.accessioned2013-09-02T08:42:45Z
dc.date.available2013-09-02T08:42:45Z
dc.date.issued2013-03-01
dc.identifier.citationBrown, Penelope and Steven C. Levinson. 1992 Politeness: Some Universals in Language usage. Cambridge: Cambridge University Press. Eckert, Penelope and Sally McConnell-Ginet. 2003. Language and Gender. Cambridge: Cambridge University Press. Ellen, Gino. 2001. A Critique of Politeness Theories. Manchester: St. Jerome Publishing. Holmes, Janet. 1995. Women, men and Politeness. London: Longman. Holmes, Janet. 2001. Introduction to Sociolinguistics. London: Longman. Leech, Geoffrey N. 1983. Principles of Pragmatics. London: Longman. Mills, Sara. 2003. Gender and Politeness. Cambridge: Cambridge University Press. Watts, Richard J. 2003. Politeness: Key Topics in Sociolinguistics. Cambridge: Cambridge University Press. Thomas, Jenny. 1997. Meaning in Interaction.: An Introduction to Pragmatics. London: Longman. Yule, George, 1996. Pragmatics. Oxford: O.U.P.en_US
dc.identifier.isbn978-979-1032-99-5
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/3463
dc.description.abstractBahasa Indonesia berfungsi sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat. Fungsi tersebut digunakan dalam berbagai lingkungan, tingkatan, dan kepentingan, misalnya, komunikasi ilmiah, komunikasi bisnis, komunikasi kerja, komunikasi sosial, dan komunikasi budaya (Widjono, 2008:15). Oleh karena itu, bahasa tidak ubahnya alat untuk menyampaikan ide, gagasan, keinginan, harapan, dan lainnya. Ketika sedang berkomunikasi, terdapat istilah yang menjadi dasar untuk menjaga keharmonisan hubungan antara penutur dengan mitra tutur, yaitu kesantunan (politeness).Kesantunan berbahasa merupakan salah satu aspek kebahasaan yang dapat meningkatkan kecerdasan emosional penuturnya karena di dalam komunikasi, penutur dan petutur tidak hanya dituntut menyampaikan kebenaran, tetapi harus tetap berkomitmen untuk menjaga keharmonisan hubungan. Keharmonisan hubungan penutur dan petutur tetap terjaga apabila masing-masing peserta tutur senantiasa tidak saling mempermalukan. Dengan perkataan lain, baik penutur maupun petutur memiliki kewajiban yang sama untuk menjaga muka.en_US
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartaen_US
dc.subjectPrakmatiken_US
dc.titleKesantunan Humor Pejabat dalam Wawancara: Kajian Pragmatiken_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record