dc.identifier.citation | Abrams, M.H. 1981. The Mirror and the Lamp: Romantic Theory and the Critical Tradition. New York: Oxford University Press. Aminuddin (Ed.), 1990. Sekitar Masalah Sastra Beberapa Prinsip dan Model Pengembangannya. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh. Al-Ma’ruf, Ali Imron. 2004. “Pemilihan Bahan Ajar Sastra” Makalah dalam Seminar Nasional Sastra dan Pembelajarannya di Sekolah pada tanggal 19 April 2004 di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Artika, I Wayan. 2002. “Diskusi Pasca Membaca Karya: Catatan Pembelajaran Sastra dari Sebuah SMU Negeri di Kota Singaraja, Bali Utara”. Makalah pada PILNAS HISKI XIII 8-10 September 2002 di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. BSNP. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas Ditjen Dikdasmen. 2003. Kurikulum 2004 SMA Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Djojosuroto, Kinayati. 2005. Puisi Pendekatan dan Pembelajaran, Gestal, Strukrural, Strukturalisme Genetik, Semiotik, Resepsi Sastra, Analisis Wacana. Bandung: Nuansa. Frey, Nortthop. 1974. The Educated Imagination. Bloomington dan London: Indiana University Press. Hawkes, Terence. 1978. Structuralism and Semiotic. London: Methuen and Co. Limited. Harimansyah, Ganjar, N. Marliana, Lia dan Widodo, Edi Rakhmat. 2005. “Uji Kompetensi Guru Bidang Sastra di Sekolah Menengah Atas (SMA) Perlu atau Tidak?”. Makalah dalam Konferensi Internasional Himpunan Sarjana Kesusasteraan (HISKI), 18- 21 Agustus 2005 di Swarna Dwipa Palembang. Hasjim, Nafron dkk. 2001. Pedoman Penyusunan Bahan Penyuluhan Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Nurkamto, Joko. 2003. “Pendekatan Sistemik: Ke Arah Pengajaran Bahasa yang Lebih Efektif”. Makalah dalam Konferensi Nasional Linguistik Tahunan Atma Jaya (KOLITA) di Universitas Katholik Atma Jaya Jakarta, 17-18 Februari 2003. Ismail, Taufik. 2000. “Tentang Cara Menjadi Bangsa Rabun Membaca dan Lumpuh Menulis Pula sehingga Jelas di Dunia Kita Pakar Terkemuka”, dalam Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi. Jakarta: Depdiknas. _______. 2002. “Setelah Menguap dan Tertidur 45 Tahun” dalam Jabrohim dkk. (Ed). 2002. Dinamika Global-Lokal dalam Perkembangan Sastra. Yogyakarta: Pertemuan Ilmiah Nasional Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia XIII. Knowles, Malcolm. 1986. The Modern Practice of Adult Education: Andragogy Versus Pedagogy. New York: Association Press. Lazar, Gillian. 1993. Literature and Language Teaching, Answer Guide Teachers and Trainers. United Kingdom: Cambridge University Press. Meeker, Joseph W. 1972. The Comedy of Survival: Studies in Literary Ecology. New York: Charles Schribner’s Sons. Pradopo, Rachmat Djoko. 1989. “Kritik Sastra Indonesia Modern Telaah dalam Bidang Teoretis dan Kritik Terapan”. Disertasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Reeves, James. 1972. Teaching Poetry. London: Heinemann. Sarumpaet, Riris K. Toha. 2002. “Bagaimana Sastra Membangun Bangsa” dalam Riris K. Toha-Sarumpaet (Ed). Sastra Masuk Sekolah. Magelang: Indonesiatera. Sayuti, Suminto A. 2002. “Sastra dalam Perspektif Pembelajaran: Beberapa Catatan”, dalam Riris K. Toha-Sarumpaet (Ed). Sastra Masuk Sekolah. Magelang: Indonesiatera. Selden, Raman. 1986. A Reader’s Guide to Contemporary Literary Theory. The Harvester Press: Sussex. Suryaman, Maman dan Nurhadi, Felicia. 2005. Pedoman Review Buku Teks Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan. Teeuw, A. 1983. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: Gramedia. _______. 2003. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya. | en_US |
dc.description.abstract | Pembelajaran sastra yang memrihatinkan hamper selalu mengemuka di berbagai forum. Kondisi tersebut berakar pada kompetensi guru sastra yang tidak paham sastra atau tidak memiliki kompetensi bersastra. Tulisan ini akan membahas bagaimana format pendidikan sastra yang berorientasi pada kompetensi siswa dalam bersastra? Pendekatan, strategi, dan metode inovatif apa yang layak dipakai dalam pembelajaran sastra yang apresiatif? Bagaimana langkah-langkah dalam pembelajaran sastra yang berorientasi pada kompetensi bersastra?
Hasil pembahasan menunjukkan untuk mengubah kondisi, harus dilakukan reorientasi yakni pembelajaran sastra di sekolah harus berorientasi pada kompetensi ssiswa dalam bersastra. Strategi yang dapat dilakukan adalah 1) Mengubah prinsip pembelajaran sastra, 2) Strategi andragogi, 3) Pendekatan konstruktivistik, integral, dan kontekstual, 4) Metode kooperatif. Lankah-langkah yang dilakukan meliputi 1) Persiapan, 2) Pelaksanaan, 3)Refleksi. | en_US |