PEMAKAIAN TEKNOLOGI PRATEKAN PADA BALOK KAYU DENGAN TENDON DARI BAMBU
Abstract
Permintaan kayu sebagai bahan konstruksi selalu meningkat, padahal ketersediaannya
semakin terbatas. Penggunaan kayu yang memiliki usia tebang pendek
(10-15 tahun) sebenarnya merupakan jalan keluar, namun jenis kayu ini
umumnya berkualitas kurang baik. Bambu merupakan jenis kayu yang memiliki
kuat tarik sampai 254 MPa. Dengan kuat-tarik yang cukup tinggi tersebut,
maka jika bilah-bilah bambu diuntai dan difungsikan sebagai semacam tendon
, diberi lintasan terntentu, dan diberikan gaya tarik awal, maka secara
teoritis dapat memperbesar daya dukung balok. Atas dasar pemikiran tersebut,
penelitian ini dilakukan dengan membuat balok pratekan kayu mahoni dan
tendon dari bambu apus. Benda uji dibuat 9 buah berukuran 60mmx
100mmx1000mm dengan tendon bambu diameter 10 mm, sebagai pembanding
dibuat balok uji kayu mahoni non pratekan 3 buah. Ujung tendon bambu dipegang
dengan klem penjepit dari pipa baja yang diberi mur f 3/8 inch. Pengujian
dilakukan di laboratorium Mekanika Bahan, PAU-IT, UGM Jogjakarta,
yaitu dengan menggunakan alat Universal Testing System. Metode pengujian
load controlled dengan kecepatan 5 mm/menit. Hasil pengujian menunjukkan,
bahwa beban maksimum bertambah rata-rata sebesar 18 %, 33%
dan 51 % yaitu dari 21385 N menjadi 25135 N, 28588 N , dan 32267 N
setelah diberi gaya prategang tendon bambu dengan tegangan awal 0 %, 25 %,
dan 50 %. Kekakuan balok juga bertambah rata-rata sebesar 4,11 %, 14,37%,
dan 15,67%, yaitu dari 1384 N/mm menjadi 1441 N/mm, 1589 N/mm dan
1601 N/mm. Dari analisis diperoleh bahwa, perbandingan momen lentur elastis
teoritis dan hasil pengujian adalah 1,386 : 1,000 untuk balok kayu mahoni
non pratekan, dan 1,188: 1,000 untuk balok kayu pratekan. Hasil di atas
menunjukkan bahwa, penerapan teknologi pratekan ternyata meningkatkan
151 Pemakaian Teknologi Pratekan pada Balok Kayu ... (Abdul Rochman)
daya dukung balok kayu secara cukup signifikan. Teknologi ini dapat digunakan
untuk meningkatkan daya dukung kayu yang yang memiliki kualitas kurang
baik.