Peran Orangtua dalam Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Abstract
Dampak globalisasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan, industrialisasi dan
modernisasi, telah menimbulkan perubahan-perubahan sosial yang amat cepat. Perubahanperubahan
sosial
yang
dimaksud
antara
lain
meningkatnya
perilaku
seks
pranikah,
kehamilan
di
luar nikah yang dilakukan oleh remaja, sebagai akibat berubahnya nilai-nilai kehidupan
keluarga dan masyarakat. Kehamilan yang tidak diinginkan membawa dampak pada
dilakukannya aborsi yang dapat membawa resiko kematian pada remaja. Dengan demikian
pendidikan kesehatan reproduksi amat penting untuk dilakukan, mengingat masih banyak
remaja tidak memiliki pengetahuan yang akurat mengenai kesehatan reproduksi. Pendidikan
tersebut juga diperlukan agar remaja dapat menghindari perilaku seks yang beresiko, yang
membahayakan kesehatan reproduksi dan seksualnya. Oleh karena itu orangtua sangat
berperan penting dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi. Bila remaja tidak
mendapatkan pemahaman yang lengkap tentang kesehatan reproduksi dari orangtua, maka
remaja rentan terhadap sumber-sumber informasi dari luar yang salah tentang seks. Islam
secara langsung maupun tidak langsung mengajarkan prinsip-prinsip kesehatan reproduksi
wanita, berupa pelarangan berdua-duaan antara laki-laki dan perempuan yang bukan
mahrom, menganjurkan pernikahan, tidak berhubungan ketika istri sedang haid, memberi
petunjuk pada wanita agar mengatur kelahiran. Pelarangan atau anjuran dalam Islam dalam
masalah kesehatan reproduksi, sebagai bentuk perlindungan pada wanita agar reproduksi
menjadi sehat dan bertanggung jawab.