Keluarga sebagai Ranah Utama Kesejahteraan Siswa
Abstract
Pada beberapa dasawarsa terakhir isu mengenai well-being menjadi mengemuka,
seiring dengan terjadinya pergeseran paradigma dimana kesehatan mental tidak lagi
dipandang sebagai tidak adanya kondisi psikopatologi. Well-being pada umumnya diartikan
sebagai kesejahteraan. Dalam konteks Indonesia, kesejahteraan juga menjadi titik perhatian
sebagaimana tampak pada keseluruhan nafas kesejahteraan anak, serta perlindungan anak.
Dalam UU tersebut kesejahteraan anak dipahami sebagai suatu tata kehidupan dan
penghidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak dengan
wajar, baik secara rohani, jasmani maupun sosial. Tulisan ini akan menyoroti kesejahteraan
anak dalam konteks sebagai peserta didik, mengingat pada umumnya anak juga sekaligus
peserta didik. Sebagai peserta didik, anak memikul tanggungjawab yang tidak ringan yakni
mengoptimalkan potensi-potensinya hingga mampu mencapai kinerja secara optimal.
Optimalisasi kinerja siswa dipengaruhi oleh adanya kesejahteraan siswa. Pencapaian
kesejahteraan siswa menjadi tanggungjawab sekolah, masyarakat dan keluarga. Dalam
tulisan ini akan diuraikan keluarga sebagai domain dari kesejahteraan siswa berdasarkan
kajian literatur.