Propetic Parenting for Family Problem Solving
Abstract
Kekerasan pada anak meningkat jumlahnya selama 2011 dan 2012. Beragam
bentuk kekerasan, mulai dari kekerasan fisik, seksual, emosional. Kekerasan pada anak
dilakukan oleh orang-orang terdekat anak sendiri. Di sisi lain, ada pula anak yang menjadi
pelaku kekerasan terutama di sekolah. Kekerasan tersebut biasa dikenal dengan istilah
bullying. Bentuk dari kekerasan yang dilakukan anak berupa pemalakan, ejekan, kekerasan
fisik yang bermaksud melukai hingga membunuh temannya. Berbagai kekerasan oleh anak
mengindikasikan keluarganya “sakit”. Kekerasan anak hanyalah sebuah gejala dari
“abnormalitas” sebuah keluarga. Dalam konteks masyarakat yang lebih besar, keadaan
tersebut juga menjadi tanda „sakitnya‟ sebuah masyarakat. Ketidakberfungsian sebuah
keluarga baik karena perceraian, KDRT, permasalahan ekonomi menjadi sumber penyebab
kekerasan dan beragam permasalahan dalam masyarakat. Dengan demikian, penanganan
berbasis keluarga menjadi hal yang penting. Keluarga yang sehat dan berdaya akan menjadi
basis bagi masyarakat yang sehat. Tantangannya, keragaman suku bangsa membawa
konsekuensi keragaman konsepsi akan keluarga, struktur, peran dan fungsi dalam keluarga.
Penanganan permasalahan dalam keluarga hendaknya mampu melihat konsteks sosial
kultural atau agama masyarakat. Dalam tulisan ini mencoba untuk melihat permasalahan dan
solusi sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Agama dipandang menjadi basis
dalam mengkonstruksi peran, fungsi, dan penanganan permasalahan dalam keluarga.
Prophetic parenting dan prophetic family problem solving belum banyak mendapat perhatian
dalam kajian-kajian parenting dan family therapy yang lebih banyak berasal dari Barat.