Peran Orangtua dalam Perkembangan Moral Anak (Kajian Teori Kohlberg)
Abstract
Tujuan penulisan artikel ini untuk mengkaji perkembangan moral anak yang
dikembangkan oleh Kohlberg. Penilaian moral dalam perkembangannya, yaitu apa yang
dianggap baik (seharusnya dilakukan) dan tidak baik (tidak pantas dilakukan) anak, oleh
Kohlberg dibagi dalam stadium yang berbeda-beda.Kohlberg membagi perkembangan
moralitas ke dalam 3 tingkatan yang masing-masing di bagi menjadi 2 stadium. Tingkat I.
Penalaran moral yang pra-konvensional. stadium 1. Orientasi patuh dan takut hukuman;
stadium 2. Orientasi naif egoistis/hedonisme instrumental. Tingkat II. Penalaran moral yang
konvensional. Stadium 3. Orientasi anak atau person yang baik; stadium 4. Orientasi
pelestarian otoritas dan aturan sosial. Tingkat III. Penalaran moral yang post-konvensional.
Stadium 5. Orientasi kontrol legalitas; stadium 6. Orientasi yang mendasarkan atas prinsip dan
konsiensia sendiri. Menurut Kohlberg stadium ini akan selalu dilalui oleh setiap anak, jadi
merupakan hal yang universal, yang ada dimana-mana, mungkin tidak pada urutan usia yang
sama namun perkembangannya selalu melalui urutan itu. Keluarga merupakan lingkungan
sosial pertama dan utama bagi tumbuh kembangnya anak. Anak akan berkembang optimal
apabila mereka mendapatkan stimulasi yang baik dari keluarga. Oleh karena itu pola parenting
yang tepat dapat dijadikan sarana untuk perkembangan moral anak. Keluarga berfungsi
mengembangkan moral anak yang dibentuk secara sosial melalui accepting, preserving, taking,
exchanging dan biophilous.