Pola Asuh Orangtua sebagai Pembentuk Generasi Qur’ani
Abstract
Keluarga adalah satu miliu penting yang menjadi tonggak awal pendidikan individu
dalam fase hidupnya. Pendidikan dalam keluarga tidak lepas dari pola asuh yang diterapkan
oleh orangtua di dalam keluarga tersebut. Semua orangtua menghendaki putra-putrinya tumbuh
sebagai pemilik pribadi agung, tak terkecuali orangtua muslim. Pribadi agung dalam konsep
Islam tercermin pada teladan utama muslim yaitu Rasulullah SAW yang menurut Aisyah.
ra.dalam sebuah hadits: “akhlaq beliau adalah Al-Qur’an”. Orangtua, sebagai pendidik awal
dalam keluarga memiliki tugas yang cukup kompleks untuk membentuk anak menjadi
pemilik karakter yang Qur’ani. Informan dalam penelitian ini adalah sebuah keluarga dengan
orangtua yang menerapkan program menghafal Al Qur’an kepada ketujuh anaknya. Program
ini diasumsikan sebagai modal utama dalam penginternalisasian nilai-nilai Qur’ani ke dalam
jiwa anak. Penelitian dilakukan melalui pendekatan studi kasus instrumental dengan studi
narasisebagai metode pengumpulan data. Sementara, proses analisis menggunakan pendekatan
analisis Miles dan Huberman yang ditinjau dari teori psikologi pendidikan, keluarga, dan teori
pendidikan Islam. Hasil studi menunjukkan bahwa orangtua menerapkan tiga jenis pola asuh
(otoriter, demokratis, dan permisif) secara proporsional sesuai dengan kondisi yang dialami.
Pola asuh ini diterapkan bersamaan dengan nasehat-nasehat dan rasionalisasi pada masalahmasalah
yang muncul sehari-hari. Nasehat yang digunakan selalu mengkaitkan Allah di
dalamnya. Selain itu, orangtua sebisa mungkin mendesain keadaan lingkungan keluarga selalu
berada dalam suasana dakwah. Hasil dari pola asuh ini adalah anak-anak yang memiliki
karakter berjiwa relijius, jujur, rendah hati, patuh kepada kedua orang tua, dan rajin belajar.