dc.identifier.citation | Aziz, A, R. (2004).Kiat Sukses Menjadi Hafidzh Al Qur’an Da’iyah.(Terbitan pertama). Bandung: PT.Syaamil Media. Abdul, M dan Dian, A. (2012).Pendidikan Karakter Perspektif Islam.(Terbitan kedua). Bandung: Remaja Rosdakarya. Al-Utsmani, M. (2011).Syarah Riyadush Shalihin. Jilid II.Diterjemahkan oleh: Asmuni. (Terbitan ketiga). Bekasi: Darul Falah. Al-Qardhawi, Y. (2000).Bagaimana Berinteraksi dengan Al Qur’an.Diterjemahkan oleh: Kathur Suhadi.(Terbitan pertama). Jakarta Timur : Pustaka Al-Kautsar. Al Qur’an dan Terjemahannya Special for Woman.(2005). Syaamil Al Qur’an Bandung.Departemen Agama Republik Indonesia. Garbarino, J., & Abramowitz, R.H.(1992).The Family as A Social System.New York: Walter de Gruyter. KEMENDIKNAS.(2012). Himpunan Peraturan Perundangan di Bidang Pendidikan Nasional. Jakarta: Eko Jaya. Manning, P, K. (2009). Analisis Naratif, Analisis Konten, dan Analisis Semiotik. Dalam Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln,. Handbook of Qualitative Research: 613-629. Diterjemahkan oleh: Dariyatno, dkk.(Terbitan pertama). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Marheni, A. (2010). Perkembangan Psikososial dan Kepribadian Remaja.Soetjiningsih.Buku Ajar Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya.(Terbitan ketiga). Jakarta: Sagung Seto. Miles, M. B, & Huberman, A.M. (2009).Manajemen Data dan Metode Analisis.Dalam Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln,. Handbook of Qualitative Research: 591-609. Diterjemahkan oleh: Dariyatno, dkk. (Terbitan pertama). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mujib, A. (2012).Konsep Pendidikan Karakter Berbasis Psikologi Islam.Buku Panduan Seminar Nasional “Aplikasi Psikologi Islam Dalam Pendidikan Karakter”.13-25. (Tidak diterbitkan). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Muhammad, S (2013). 5 Kasus Guru Bejat yang Tega Cabuli Siswinya. [on-line]. (http://www.merdeka.com/peristiwa/5-kasus-guru-bejat-yang-tega-cabulisiswinya/wakepsek-paksa-siswi-smu-layani-nafsu-bejat.html. Diakses tanggal 18 Mei 2013.Stake, R. E. (2009). Studi Kasus. Dalam Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln,. Handbook of Qualitative Research: 299-313.Diterjemahkan oleh: Dariyatno, dkk. (Terbitan pertama). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Shochib, M.(2010). Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Mengembangkan Disiplin Diri Sebagai Pribadi yang Berkarakter.(Terbitan kedua). Jakarta: Rineka Cipta. Ulil Amri, S. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Al Qur’an.(Terbitan pertama). Jakarta: Raja Grafindo. Walgito, B. (1991). Hubungan Antara Persepsi Mengenai Sikap Orang tua dengan Harga Diri Para Siswa Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas (SMA) di Propinsi Jawa Tengah.Disertasi. (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. | en_US |
dc.description.abstract | Keluarga adalah satu miliu penting yang menjadi tonggak awal pendidikan individu
dalam fase hidupnya. Pendidikan dalam keluarga tidak lepas dari pola asuh yang diterapkan
oleh orangtua di dalam keluarga tersebut. Semua orangtua menghendaki putra-putrinya tumbuh
sebagai pemilik pribadi agung, tak terkecuali orangtua muslim. Pribadi agung dalam konsep
Islam tercermin pada teladan utama muslim yaitu Rasulullah SAW yang menurut Aisyah.
ra.dalam sebuah hadits: “akhlaq beliau adalah Al-Qur’an”. Orangtua, sebagai pendidik awal
dalam keluarga memiliki tugas yang cukup kompleks untuk membentuk anak menjadi
pemilik karakter yang Qur’ani. Informan dalam penelitian ini adalah sebuah keluarga dengan
orangtua yang menerapkan program menghafal Al Qur’an kepada ketujuh anaknya. Program
ini diasumsikan sebagai modal utama dalam penginternalisasian nilai-nilai Qur’ani ke dalam
jiwa anak. Penelitian dilakukan melalui pendekatan studi kasus instrumental dengan studi
narasisebagai metode pengumpulan data. Sementara, proses analisis menggunakan pendekatan
analisis Miles dan Huberman yang ditinjau dari teori psikologi pendidikan, keluarga, dan teori
pendidikan Islam. Hasil studi menunjukkan bahwa orangtua menerapkan tiga jenis pola asuh
(otoriter, demokratis, dan permisif) secara proporsional sesuai dengan kondisi yang dialami.
Pola asuh ini diterapkan bersamaan dengan nasehat-nasehat dan rasionalisasi pada masalahmasalah
yang muncul sehari-hari. Nasehat yang digunakan selalu mengkaitkan Allah di
dalamnya. Selain itu, orangtua sebisa mungkin mendesain keadaan lingkungan keluarga selalu
berada dalam suasana dakwah. Hasil dari pola asuh ini adalah anak-anak yang memiliki
karakter berjiwa relijius, jujur, rendah hati, patuh kepada kedua orang tua, dan rajin belajar. | en_US |