PENGARUH PENAMBAHAN BEKATUL TERHADAP KADAR SERAT KASAR, SIFAT ORGANOLEPTIK DAN DAYA TERIMA PADA PEMBUATAN TEMPE KEDELAI ( Glycine max (L) Meriil)
View/ Open
Date
2008-04Author
Setyowati, Rini
Sarbini, Dwi
Rejeki, Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
Pada era globalisasi ini pola konsumsi masyarakat, terutama masyarakat
perkotaan atau menengah ke atas telah berkembang pola makan fast food,
yang cenderung tinggi lemak jenuh dan gula, rendah serat dan rendah zat gizi mikro.
Salah satu alternatif pemecahan masalahnya adalah pembuatan tempe dengan
penambahan bekatul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penambahan bekatul terhadap kadar serat kasar, sifat organoleptik dan daya terima
tempe kedelai. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap dengan 4 perlakuan, perlakuan A dengan penambahan bekatul 0%,
perlakuan B dengan penambahan bekatul 4%, perlakuan C dengan penambahan
bekatul 8%, perlakuan D dengan penambahan bekatul 12%. Kadar serat kasar
digunakan metode Gravimetri dan daya terima diukur dengan uji organoleptik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar serat kasar tempe kedelai
dengan penambahan bekatul 0% yaitu 4,569 gr% penambahan bekatul 4% yaitu
7,053 gr%, penambahan bekatul 8% adalah 6,362 gr%, penambahan bekatul 12
% yaitu 7,855 gr%. Sifat organoleptik tempe yang baik yaitu penambahan bekatul
0% baik itu untuk aroma, rasa, tekstur, warna dan kekompakan. Daya terima
yang paling disukai yaitu pada tempe dengan penambahan bekatul 0% (tempe A)
baik untuk warna, aroma, rasa, tekstur dan kekompakan.