dc.identifier.citation | Adiwilaga (1982). Ilmu Usaha Tani. Bandung: Penerbit Alumni. Ahman , E. dan Rohmana, Y. (2009). Teori Ekonomi Mikro. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Press. Azwar S (1995). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. BPKSA (2007). Laporan Kegiatan Pengendalian Penduduk dan Penduduk Pendatang di Kawasan Segara Anakan, Cilacap. Budhistrisna, T (1986). Peta Geologi lembar Tasikmalaya, Badan Geologi Direktorat Geologi Bandung. Darmawidjaya, I (1990). Klasifikasi Tanah (Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah Dan Pelaksana Pertanian Di Indonesia). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Darsiharjo (2010). Model Pemanfaatan Lahan Berkelanjutan di Daerah Hulu Sungai, Program Studi Manajemen Resort dan Leisure. Bandung: FPIPS UPI. Tidak diterbitkan. Dietz, T (1998). Entitlements to Natural Resources Countours of Political Environmental Geography, International Book, Utrech, kerjasama Remdec, Insist Press dan Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ewuaie, JY (1990). Ekologi Tropika. Bandung: ITB. Erftemeijer. P, Balen, B.V. dan Djuharsa. E (1988). The Importance of Sagara Anakan For Nature Conservation (with special reference to its avifauna). Bogor: PHPA-AWB/INTERWADER. Tidak diterbitkan. Hardjowigeno, S (2003). Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis, Jakarta: Penerbit Akademika Pressindo. Kartasapoetra (2005). Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Tebitan ketiga, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Kastowo dan Suwarna, N (1996). Peta Geologi lembar Majenang, badan Geologi Direktorat Geologi Bandung. Kurnia (2000). Indonesia, Soil Conservation and Watershed Management In Asia and The Pasific . Tokyo: Asia Productivity Organisation. Mar‘at (1981). Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya. Bandung: Fak. Psikologi Universitas Padjadjaran Press. Marahudin, F dan.Smith, I R (1987). Ekonomi Perikanan: Dari Pengelolaan ke Permasalahan Praktis. Jilid II. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan PT. Gramedia. Nugroho (1999). Sistem Pendekatan Konservasi Tanah dan Air untuk Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Kritis. Tidak diterbitkan. Pasaribu dan Simanjuntak (1986). Sosiologi Pembangunan. Bandung: Penerbit Tarsito. Simanjuntak dan Surono (1992). Peta Geologi lembar Pangandaran Badan Geologi Direktorat Geologi Bandung. Sinatala, A (1989). Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Penerbit IPB. Soeriaatmadja, R.E (1997). Ilmu Lingkungan. Bandung: Penerbit ITB. Sumaatmadja, N (2005). Manusia, dalam Konteks Sosial, Budaya dan Lingkungan Hidup. Bandung: CV. Alfabeta. Supriharyono (2008). Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati. Semarang: Pustaka Pelajar. Supriatna, S. dkk (1992). Peta Geologi lembar Karang Nunggal, Badan Geologi, Direktorat Geologi, Bandung. Suripin (2001). Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Yogyakarta: Penerbit. Andi. Undang Undang Republik Indonesia No.32 tahun 2009 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. | en_US |
dc.description.abstract | Partisipasi penduduk untuk mengembalikan fungsi perairan Sagara Anakan menentukan keberlanjutan sumberdaya. Konservasi menjadi
keharusan untuk menunjang keberlanjutan pembangunan dan kehidupan penduduk, tetapi perlu dilakukan secara terpadu secara lintas
sektoral dan partisipasi penduduk. Masalah penelitian yang dikaji diajukan beberapa pertanyaan1) Bagaimana kondisi DAS dan pesisir
lingkungan Sagara Anakan ?, 2) Bagaimana bentuk konservasi pesisir untuk melestarikan perairan Sagara Anakan ?, 3) Apakah terdapat
pengaruh Sosial Ekonomi di DAS terhadap terhadap sikap penduduk dalam konservasi lingkungan Sagara Anakan ?, 4) Apakah terdapat
pengaruh Sosial ekonomi di DAS terhadap partisipasi penduduk dalam konservasi lingkungan Sagara Anakan ?, 5) Apakah terdapat
pengaruh Sosial ekonomi dan sikap terhadap tingkat partisipasi penduduk dalam konservasi lingkungan Sagara Anakan ?. Metode
penelitian yang digunakan adalah survey dengan analisis dengan metode kuantitatif Teknik analisis digunakan Analisis Jalur. Populasi
wilayah adalah daerah aliran Ci Tanduy, Ci Beureum dan pesisir. Populasi penduduk adalah petani dan nelayan pada DAS dan pesisir.
Kesimpulan bahwa keadaan sosial ekonomi yaitu; tingkat pendapatan, pengetahuan dan kepemilikan lahan berpengaruh terhadap sikap
yang menggambarkan bahwa semakin tinggi kondisi sosial ekonomi maka sikap peduli lingkungan semakin meningkat. Secara bersamasama
sosial ekonomi dan sikap berpengaruh terhadap tingkat partisipasi. Keadaan tiap bagian DAS memiliki perbedaan, sehingga
perlakuan yang berbeda sesuai dengan karakteristiknya dan perlu pemberdayaan untuk meningkatan kesejahteraan. Bentuk konservasi
pesisir dengan penanaman pohon, pengerukan, tidak menangkap ikan, tidak buang sampah, tidak menggunakan pestisida dan
menangkap ikan ukuran tertentu untuk mengurangi pendangkalan dan penyempitan untuk melestarikan perairan Sagara Anakan.
Konservasi pesisir perlu dilakukan secara terpadu dan lintas sektoral. | en_US |