dc.identifier.citation | Baiquni, M., 2006. Pengelolaan Sumberdaya Perdesaan dan Strategi Penghidupan Rumahtangga Perdesaan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada Masa Kritis (1998-2003). Disertasi (tidak dipublikasikan). Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Coburn, A.W., Spence, R.J.S., Pompnis, A., 1994. Mitigasi Bencana. Cambridge Architectural Research Limited, Cambridge Goenadi, S., Sartohadi, J., Hardiyatmo, H.C., Hadmoko, D.S., dan Giyarsih, S.R., 2003. Konservasi Lahan Terpadu Daerah Rawan Bencana Longsoran di Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Kementerian Lingkungan Hidup dan United Nations Development Programme, 1997. Ringkasan Agenda 21 Indonesia (Strategi Nasional Untuk Pembangunan Berkelanjutan). Kementerian Lingkungan Hidup dan Unitet Nations Development Programme, Jakarta Kumalawati, R., 2005.Valuasi Ekonomi Risiko Bencana Alam Gerakan Massa dan Erosi Terhadap Lahan Pertanian di DAS Tinalah Kulon Progo. Tesis (tidak dipublikasikan). Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Lee, S., and Pradhan, B., 2006. Probabilistic landslide hazards and risk mapping on Penang Island, Malaysia. Earth System Science 115, No. 6, December 2006, Printed in India, p. 661–672 Naryanto, H. S., Marwanta, B., Prawiradisastra, S., Kurniawan, L., dan Wisyanto, 2004. Fenomena dan Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kajadian Bencana Alam Tanah Longsor di Cililin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat Tanggal 21 April 2004. Dalam Permasalahan, Kebijakan, dan Penanggulangan Bencana tanah Longsor di Indonesia. Pengelolaan Sumberdaya dan kawasan, Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta Remondo, Bonachea, and Cendrero; 2006. Quantitative Landslide Risk Assessment and Mapping on the Basis of Recent Occurrences. Geomorphology. www.elsevier.com/locate/geomorph. p.1-12 Santoso, Singgih., 2002. SPSS Statistik Multivariat. Elex Media Komputindo, Jakarta Soeromihardjo, S., Sodiki, A., Risnarto, 2007. Pengabdian Seorang Guru Pejuang Petani, Bunga Rampai : Fokus pada Mengangkat Harkat Petani. Penerbit Lembaga Pengkajian Pertanahan Indonesia, Jakarta | en_US |
dc.description.abstract | Perubahan penggunaan lahan perdesaan yang tidak dikelola dengan baik sebagai akibat dari lemahnya manajemen pembangunan dan
peningkatan tuntutan kebutuhan hidup manusia, telah meningkatkan kerentanan lahan pertanian terhadap longsorlahan. Lahan pertanian
tanaman semusim merupakan kebutuhan utama bagi petani subsisten, sehingga kerusakan lahan pertanian akibat longsorlahan menjadi
ancaman serius bagi kelangsungan perekonomian petani. Kerentanan ekonomi merupakan kemungkinan suatu objek mengalami kerusakan
atau gangguan yang menimbulkan penurunan nilai ekonomi akibat bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerentanan
lahan pertanian tanaman semusim pada lahan gunungapi kuarter terhadap longsorlahan. Analisis untuk menentukan tingkat kerentanan
ekonomi lahan pertanian tanaman semusim berdasarkan satuan lahan ini digunakan analisis kluster metode hirarki. Analisis klaster hirarki
digunakan untuk mengelompokkan data variabel lahan yang mencerminkan tingkat kerentanan ekonomi lahan pertanian tanaman semusim.
Selanjutnya dilakukan interpretasi terhadap klaster yang terbentuk meliputi tingkat kerentanan ekonomi lahan pertanian tanaman semusim
sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Berikutnya tingkatan kelas kerentanan ekonomi lahan pertanian tanaman semusim
dipetakan pada skala 1 : 75.000 dengan menggunakan software ArcView 3.3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kerentanan
ekonomi lahan pertanian tanaman semusim berkisar antara Rp. 8.879.310,-ha/th - Rp. 44.036.061,-ha/th. Sementara karakteristik satuan
lahan dengan kelas nilai kerentanan ekonomi lahan pertanian tanaman semusim sangat tinggi adalah pada penggunaan lahan sawah yang
terletak pada bentuklahan lembah sungai dengan jenis batuan breksi gunungapi, lava, breksi tufan, tuf yang berkembang pada lereng landai
antara 3-7% dengan macam tanah Andosol coklat. Nilai kerentanan lahan pertanian semusimnya sebesar Rp 44.036.061/ha/th bersumber
dari jenis komoditas padi, jagung, wortel, kacang panjang, kacang tanah, kobis, sawi, tomat, cabe rawit, cabe merah, dan buncis. | en_US |