Show simple item record

dc.contributor.authorKisyani-Laksono
dc.date.accessioned2014-03-21T06:30:32Z
dc.date.available2014-03-21T06:30:32Z
dc.date.issued2014-01-25
dc.identifier.citationCulpeper, J. 2005. “Impoliteness and Entertainment in The Television Quiz Show: The Weaknest Link.”, Journal of Politeness Research Language, Behavior, Culture 1 ----------. 2008. “Reflection on Impoliteness, Relational Work, and Power”, dalam Impoliteness in Language Studies on its Interplay with Power in Theory and Practice, dalam Derek Bousfield dan Miriam A. Locher Eelen, G. 2001. Kritik Teori Kesantunan Pramujiono. Agung. 2012. “Kesantunan BerbahasaDalam Wacana Dialog Di Televisi”. Disertasi. Surabaya: Unesa. Kisyani-Laksono. 2005. Bahasa Jawa di Jawa Timur Bagian Utara dan Blambangan. Jakarta: Pusat Bahasa. ----------. 2011. “Meretas Jalan Menuju Pendidikan Masa Depan”. Dalam Rekonstruksi Pendidikan. Surabaya: Unesa Press. ----------. 2013. “Penguatan Diplomasi Kebahasaan Menuju Seabad bahasa Indonesia Bermartabat”. Dalam Kongres Bahasa Indonesia. Jakarta. Tim Pendidikan Karakter. 2010. Desain Induk Pendidikan Karakter Bangsa. Jakarta: Depdiknas. Tribun Jogja. Jumat, 8 Juni 2012. “Safira Kaget Baca Kalimat tak Sopan”. Dalam www. Tribunjogja.com. UMS. 2014. Brosur Seminar Magister Pengkajian Bahasa.en_US
dc.identifier.issn978-979-636-156-4
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/4374
dc.description.abstractKetidaksantuan berbahasa berkaitan dengan penggunaan bahasa yang tidak baik dan tidak sesuai dengan tata krama. Tulisan ini mengidentifikasi ketidaksantunan berbahasa yang ada dalam dunia pendidikan. Metode yang digunakan adalah wawancara dan observasi, yakni dengan mewawancarai lima pendidik dan lima peserta didik tentang bentuk-bentuk ketidaksantunan berbahasa yang pernah mereka jumpai. Selain itu, dilakukan juga penelusuran dengan observasi dan penelusuran lewat internet. Hasil wawancara dan observasi menunjukkan bahwa wujud ketidaksantunan berbahasa dalam dunia pendidikan dapat dijumpai dalam tulisan dan ujaran dengan berbagai ragamnya. Dalam bentuk tulisan, ketidaksantunan berbahasa terdapat dalam karya ilmiah dan ijazah palsu, materi ajar, poster, dan TIK. Dalam ujaran, ketidaksantunan berbahasa berwujud pada ancaman, tuduhan, sapaan, dan pembiasan. Ketidaksantunan berbahasa ternyata telah mulai dikenal sejak TK. Diharapkan ada peminimalan ketidaksantunan berbahasa mulai dari individu dan diharapkan tumbuhnya anggapan bahwa untuk kosakata yang sama, kosakata dalam bahasa Indonesia lebih baik daripada kosakata dalam bahasa lain. Selain itu, diusulkan adanya rapor karakter termasuk di dalamnya rapor penggunaan bahasa.en_US
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartaen_US
dc.subjectketidaksantunan berbahasaen_US
dc.subjectpendidikan karakteren_US
dc.titleKetidaksantunan Berbahasa di Lingkungan Pendidikan dan Dampaknya dalam Pembentukan Karakteren_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record