Konsep Mawas Diri Suryomentaram dengan Regulasi Emosi
View/ Open
Date
2012-02Author
Pratisti, Wiwien Dinar
Prihartanti, Nanik
Metadata
Show full item recordAbstract
Studi multidisiplin sudah dilakukan untuk membahas tentang emosi. Penelitian tentang emosi difokuskan pada situasi, perilaku serta keyakinan yang mendasari timbulnya emosi, dan bukan pada emosi itu sendiri (Briggs dalam LeVine, 2010). Penelitian yang banyak dilakukan tentang emosi tidak sekadar meneliti jenis-jenis emosi tetapi berbagai hal yang berhubungan dengan situasi, perilaku dan keyakinan tidak terlepas dari sistem regulasi emosi seseorang. Gross & Thompson (2006) dan Kalat & Shiota (2007) menyatakan bahwa regulasi emosi dapat berperan sebagai strategi koping dalam menghadapi tekanan psikologis. Penelitian Prihartanti (2004) menunjukkan bahwa dalam konsep Suryomentaram, untuk menjadi pribadi yang sehat maka orang harus menjadi manusia tanpa ciri atau manusia yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya melalui metode mawas diri. Secara teoretis, metode mawas diri sangat mirip dengan konsep regulasi emosi versi budaya Barat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menguji perbedaan konsep mawas diri dan regulasi emosi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi komparatif dengan pendekatan kualitatif dengan tujuan memperoleh data secara langsung dari lapangan sebagai bahan penyusunan alat ukur atau skala. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan dan persamaan antara konsep mawas diri Suryomentaram dengan regulasi emosi. Persamaannya terletak pada tujuan akhir, peran dan fungsi, pendekatan kognitif serta generalisasi; sedangkan perbedaannya terletak pada penggunaan istilah dan tahapan yang terjadi.