Model Pembelajaran Sintaksis di Perguruan Tinggi di Jateng DIY
View/ Open
Date
2012-02Author
Markhamah
Ngalim, Abdul
Basri, Muhammad Muinudinillah
Mursiah, Tatik
Prasetyo, Ari
Prasetyo, Thomas
Metadata
Show full item recordAbstract
Model pembelajaran Sintaksis di perguruan tinggi perlu diteliti karena selama ini belum penulis temukan penelitian mengenai pembelajaran sintaksis di perguruan tinggi. Penelitian mengenai model pembelajaran yang ada kebanyakan dilakukan di sekolah lanjutan atau sekolah dasar. Sementara itu, pembelajaran di perguruan tinggi mestinya juga perlu diungkap seperti apa modelnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap model pembelajaran sintaksis yang ada di perguruan tinggi di Jateng dan DIY. Sebagai objek penelitian, masing-masing diambil dua program studi Bahasa dan Sasatra Indonesia untuk perguruan tinggi di DIY, satu program studi Bahasa dan Sastra Indonesia di Jateng, dan satu program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Jateng. Cakupan model meliputi: keberadaan RPP (RMP), materi ajar, metode atau strategi yang digunakan dosen, media pembelajaran, dan evaluasinya. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara dan analisis dokumen. Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan model analisis interaktif dan komparatif. Berikut simpulan hasil penelitian. Pertama, semua program studi yang diteliti memiliki Rencana pelaksanaan Perkuliahan (RPP) atau Rencana Mutu Perkuliahan (RMP), walaupun dengan nama yang berbeda dan kerincian yang bereda. Ada yang menggunakan nama silabus, ada yang menggunakan Rencana Pembelajaran Kegiatan Perkuliahan Semester atau disingkat dengan RPKPS. Isinya ada yang rinci dan ada yang tidak rinci. Kedua, mengenai materi ajar. Terdapat perbedaan materi ajar antarprogram studi, tetapi juga ada kesamaan. Salah satu kesamaannya tidak ditemukan materi ajar yang berasal dari hasil penelitian dosen yang bersangkutan. Ketiga, metode yang digunakan dosen relatif ada kemiripan antara satu program studi dengan program studi lainnya, tetapi juga terdapat perbedaan. Yang menarik, ada program studi yang menggunakan metode pembelajaran yang khas yang sangat terkait dengan ideologi perguruan tingginya. Keempat, media pembelajaran yang digunakan bervariasi antara satu program studi dengan program studi. Ada yang sudah sering menggunakan multi- media, tetapi ada juga yang belum menggunakan teknologi modern seperti LCD, dan sejenisnya. Walaupun belum menggunakan teknologi modern, ada dosen menggunakan media yang bisa dipakai untuk pembelajaran dengan strategi permainan sehingga mahasiswa tidak bosan. Kelima, evaluasi yang dilaksanakan di program studi yang diteliti menunjukkan adanya perbedaan, terutama pada komponen penilaian. Ada program studi yang menggunakan UKD (ujian kompetensi dasar) dan ada juga yang menggunakan UAS (ujian akhir semester) sebagai salah satu komponen penilaian.