Show simple item record

dc.contributor.authorRaliby, Oesman
dc.date.accessioned2014-07-14T04:10:49Z
dc.date.available2014-07-14T04:10:49Z
dc.date.issued2014-03-27
dc.identifier.citationHowkins, J. 2001. The Creative Economy: How Poeple Make Money from Ideas. - Chap. 3 : “The Core Creative Industries”. Penguin Books, p. 82-117. Hesmondhalgh, David (2002) The Cultural Industries, SAG Hirano, Hiroyuki, (2002), Penerapan 5S di Tempat Kerja: Pendekatan Langkah-langkah Praktis, Productivity and Quality Management Consultants, Jakarta Yahya, Kristanto, (2000), 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin), Edisi IV. Productivity and Quality Management Consultants, Jakarta Richard F, 2003. Rise of the Creative Class. And How It's Transforming Work, Leisure, Community and Everyday Life. Diakses pada tanggal 3 Maret 2014 pada, www.perseusbooksgroup.com/basic/book_detail.jsp?isbn=0465024777 Sarwono, Jonathan, (2006), Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS, Yogyakarta: Penerbit Andien_US
dc.identifier.issn2337-4349
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/4559
dc.description.abstractKerajinan tangan dapat didefinisikan sebagai semua produk yang dapat dibuat dengan ketrampilan tangan. Produk kerajinan tangan mencakup berbagai jenis produk yang berbeda, dan karena keragamannya begitu luas, sulit untuk mengelompokkan kerajinan tangan ke dalam kategori-kategori tertentu. Namun demikian secara umum dapat diklasifikasikan menjadi berbagai peralatan seperti peralatan dapur, kantor, rumah tangga, cinderamata, mainan, kado, karpet dll. Ekspor produk kerajinan tangan di Indonesia mencakup sebagian besar dari kategori tersebut. Permasalahan yang dihadapi perusahaan dalam hal ekspor produk terutama ke Pasar Eropa adalah prasarat sebagai kelengkapan yang berupa sertifikasi CE Mark. Sertifikasi yang menunjukkan jaminan terhadap keamanan dan keselamatan produk bagi pemakai. Menjawab permasalahan tersebut, tujuan program pendampingan ini adalah implementasi Program 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) untuk mengarah pada perolehan sertifikasi. Hasil analisis ada beberapa hal yang menyebabkan tidak berjalannya program 5R dengan baik. Diantaranya, kurangnya pemahaman akan konsep 5R, kurangnya dukungan dari seluruh elemen yang terkait, implementasi dilaksanakan secara parsial. Sehingga, dalam upaya meningkatkan mutu dan keamanan produk perusahaan akan sulit untuk dicapai. Dengan demikian, pendampingan terus dilakukan kepada pihak perusahaan didalam mengimplementasikan program 5R, pengelola dan level midle manajemen harus memberikan penjelasan tentang konsep 5R sehingga karyawan benar-benar memahami ke-5 butir konsep 5R dan melakukan monitoring terhadap setiap karyawan selesai melakukan pekerjaannya.en_US
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartaen_US
dc.subject5Ren_US
dc.subjectCEen_US
dc.subjectMarkingen_US
dc.subjectKeamanan dan keselamatan produken_US
dc.titleNalisis Penerapan Metode 5R pada Industri Kerajinan Serat Alam Menuju Pencapaian Sertifikasi CE Marken_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record