Evaluasi Beban Kerja dan Keluhan Muskuloskeletal Pekerja di Perusahaan Pengecoran Logam X Sistem Dapur Induksi
Abstract
Sampai dengan saat ini, pilihan adopsi teknologi dapur induksi untuk proses pengecoran
logam adalah yang paling baik, karena sedikit mengeluarkan partikulat debu bila dibanding
menggunakan dapur kupola atau semi kupola. Aktifitas pengecoran logam di perusahaan X
yang beroperasi menggunakan dapur Induksi masih diperlukan evaluasi perbaikan kerja agar
kesehatan pekerja dan kelangsungan perusahaan tetap terjaga. Keluhan fisiologis pada tubuh
pekerja diindustri pengecoran logam sangat ditentukan antara lain berupa beban kerja yang
diterima oleh pekerja. Besar beban kerja antar pekerja sangat bervariasi yang ditentukan dari
jenis pekerjaan (task), organisasi kerja dan lingukungan sekitar. Faktor lain yang
berpengaruh terhadap kondisi tubuh pekerja adalah berasal dari ketidaknyamanan pada otot
trunkus, otot ekstremitas atas (upper extrimities), otot ekstermitas bawah (lower extrimitas)
yang disebut dengan keluhan muskuloskeletal. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan
evaluasi beban kerja dan keluhan muskuloskeletal pekerja yang ada di industri pengecoran
logam X Sistem Dapur Induksi.
Metode yang digunakan untuk memperoleh data beban kerja adalah dengan pengukuran
denyut nadi metode palpasi 10 denyut, sedangkan pengumpulan data keluhan otot skeletal
subjektif atau keluhan muskulskeletal menggunakan kuesoner Nordic Body Map.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 14 subjek yang diteliti, diperoleh rerata beban kerja
sebesar 137,38 ± 13,94 artinya beban kerja pada aktifitas pengecoran logam tergolong berat,
sedangkan rerata keluhan muskuloskeletal sebesar 53,43 ± 6,56 artinya keluhan yang
dirasakan pekerja masih perlu untuk diperbaiki.