Identifikasi Tingkat Bahaya di Laboratorium Perguruan Tinggi (Studi Kasus Laboratorium di Lingkungan Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara)
View/ Open
Date
2014-12Author
Sitepu, Haikal K
Buchari
Tambunan, Mangara M.
Metadata
Show full item recordAbstract
Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan isu penting didalam dunia industri dan jasa.
Meningkatnya jumlah kecelakaan kerja yang terjadi dan ditemukannya penyakit akibat kerja menjadi
pendorong diterapkannya keselamatan dan kesehatan kerja. Universitas sebagai penghasil sumber
daya manusia memiliki fungsi membangun dan membentuk perilaku sumber daya manusia. Tanpa
disadari perilaku yang memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja diperlukan di dalam
lingkungan universitas. Laboratorium sebagai sarana memperaktekkan teori yang diajarkan dikelas
ternyata memiliki aktifitas yang bersentuhan secara langsung dan tidak langsung dengan potensi
bahaya. Potensi bahaya atau sering disebut juga sebagai “hazard” merupakan sumber resiko yang
potensial mengakibatkan kerugian baik pada material, lingkungan maupun manusia. Pengaruh
manifestasi potensi bahaya industrial seringkali tidak hanya berakibat pada industri dan tenaga kerja
saja, tetapi juga mengakibatkan kerugian pada masyarakat maupun lingkungan sekitar industri,
misalnya pada kasus kebakaran, peledakan atau pencemaran akibat industri. Potensi bahaya yang
ada di laboratorium sering tidak disadari oleh orang-orang yang terlibat di laboratorium
dikarenakan belum adanya standar penilaian dan rendahnya sosialisasi atau pembelajaran mengenai
potensi bahaya sehingga perlu dilakukan identifikasi tingkat bahaya di laboratorium Perguruan
Tinggi.
Objek yang dijadikan target penelitian ini adalah Laboratorium di lingkungan Departemen Teknik
Industri FT USU. Metodologi penelitian ini dimulai dengan melakukan survey awal untuk melihat
kondisi awal potensi bahaya yang dilakukan oleh tim peneliti. Selanjutnya mengidentifikasi potensi
bahaya dengan Job Safety Analysis (JSA) oleh tim peneliti dan dosen. JSA dilakukan setelah
menyusun prosedur operasi atau tahapan kegiatan yang dilakukan pada setiap laboratorium. Setelah
diperoleh hasil JSA, maka dilakukan pembobotan dan dilanjutkan dengan penilaian yang dilakukan
oleh tim peneliti berdasarkan kondisi nyata. Proses penilaian dilakukan dengan mengacu kepada
standart atau kriteria yang dibentuk melalui focus group discussion antara tim peneliti dengan kepala
laboratorium. Hasil penilaian yang diperoleh memperlihatkan bahwa terdapat potensi bahaya di
laboratorium Teknik Industri USU, yaitu bahaya mekanik, ergonomi, bahaya suhu ekstrim, bahaya
elektrikal, bahaya api, bahaya kebisingan dan getaran serta bahaya jatuh, benda jatuh/benda
terlempar, dan penglihatan. Masing-masing laboratorium memiliki skala potensi bahaya berbeda
yang bergantung kepada intensitas bahaya dan terpaparnya mahasiswa terhadap potensi bahaya
tersebut. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan kegiatan
laboratorium dan pemilihan asisten laboratorium.