Evaluasi Pelaksanaan Proyek Menggunakan Metode Earned Value Analysis
View/ Open
Date
2014-12Author
Dumadi, Triono Agung
Sunarjono, Sri
Sahid, Muh. Nur
Metadata
Show full item recordAbstract
Evaluasi proyek diperlukan agar kemajuan pekerjaan dapat diketahui, dan bila terjadi keterlambatan
dapat segera diantisipasi. Penelitian ini mengambil studi kasus sebuah proyek pembangunan gedung
berlantai lima bernilai tender sebesar Rp. 9,473 Milyar dengan durasi waktu 26 minggu yang
mengalami keterlambatan. Paper ini melaporkan hasil penelitian terhadap proyek tersebut, baik
tentang kemajuannya, cara evaluasi, dan usaha optimalisasi proyek. Evaluasi kemajuan proyek
dilakukan dengan membandingkan antara realisasi dan rencana, terutama berbasis kurva S.
Keterlambatan proyek dikendalikan menggunakan metode earned value analysis. Sedangkan
optimalisasi dilakukan dengan mempertimbangkan perpendekan durasi proyek dan dampak biayanya
berdasarkan metode crash. Berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa proyek terlambat 19,7%
pada minggu ke-13. Keterlambatan disebabkan terutama oleh masalah terkait dengan sumber daya
manusia, pemilihan metode pelaksanaan, dan kesulitan material. Keterlambatan ini menyebabkan
proyek perlu dijadwal ulang atau reschedule. Penjadwalan ulang dilakukan dengan penambahan
sumber daya manusia, pemberlakuan jam lembur, menyusun urutan pekerjaan, serta melakukan crash
program. Beberapa pekerjaan mengalami perubahan durasi serta perubahan lintasan kritis. Walau
proyek terlambat, berdasarkan perhitungan Earned Value Analysis, ternyata proyek tidak over
budget. Penyelesaian sisa pekerjaan proyek masih memerlukan biaya sekitar Rp 6,926 milyar atau
sekitar 50,06% dari RAB, dengan estimasi nilai kerugian proyek mencapai sekitar Rp 726 juta atau
sebesar 5,25% dari RAB. Optimalisasi dilakukan berdasarkan data penjadwalan ulang, kemudian
dilakukan upaya percepatan durasi proyek. Durasi optimal didapatkan 24 minggu dengan
penghematan proyek sebesar Rp. 111,135 juta atau sekitar 1,18%, sehingga total biaya proyek hasil
optimalisasi sebesar Rp. 9,362 milyar, atau sebesar 98,63% dari total biaya proyek dalam kontrak.