Membangun Karakter Bangsa Melalui Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Sastra
Abstract
Sejarah memberikan pelajaran yang amat berharga, betapa perbedaan, pertentangan, dan pertukaran pikiran itulah sesungguhnya yang mengantarkan kita ke gerbang kemerdekaan. Melalui pertukaran pikiran itu kita juga bisa mencermati, betapa kuat keinginan para Pemimpin Bangsa itu untuk bersatu di dalam satu identitas kebangsaan, sehingga perbedaan-perbedaan tidak menjadi persoalan bagi mereka. Oleh karena itu pendidikan karakter harus digali dari landasan idiil Pancasila dan landasan konstitusional UUD 1945. Tantangan saat ini dan ke depan bagaimana kita mampu menempatkan pendidikan karakter sebagai sesuatu kekuatan bangsa. Oleh karena itu kebijakan dan implementasi pendidikan yang berbasis karakter melalui kearifan lokal dalam pembelajaran sastra di sekolah menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka membangun bangsa ini. Di sekolah, siswa mendapat materi sastra. Pengajar dapat memilih materi ajar sastra yang mengandung kearifan lokal untuk siswa. Kearifan lokal dalam materi sastra dapat berfungsi sebagai salah satu sumber nilai-nilai yang luhur bagi maksud tersebut. Dengan kata lain, kearifan lokal bisa menjadi sumur yang tak kunjung kering di musim kemarau panjang, nilai-nilai kebijaksanaan bagi perwujudan cita-cita bangsa yang seimbang, baik secara lahiriah maupun batiniah. Di samping berfungsi sebagai penyaring bagi nilai-nilai berasal dari luar, kearifan lokal dapat juga digunakan untuk meredam gejolak-gejolak yang bersifat intern. Misalnya konflik masyarakat yang sesuku atau antarsuku. Upaya promosi nilai-nilai luhur dalam kebudayaan tertentu secara formal akan menimbulkan apresiasi dan rasa bangga terhadap nilai-nilai tersebut. Dengan demikian akan muncul semangat yang kuat untuk menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat. Deskripsi ini dimaksudkan untuk mencoba menguraikan bagaimana membangun pendidikan karakter di sekolah melalui kearifan lokal dalam pembelajaran sastra.