Show simple item record

dc.contributor.authorSyamwil, Rodia
dc.contributor.authorWahyuningsih, Urip
dc.contributor.authorNurrohmah, Siti
dc.contributor.authorAmalia
dc.date.accessioned2015-04-20T06:19:13Z
dc.date.available2015-04-20T06:19:13Z
dc.date.issued2015-03
dc.identifier.citationAmalia (2008), Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kreativitas Industri Kerajinan Batik, Semarang: Universitas Diponegoro. Balai Besar Kerajinan Batik Yogyakarta (2007), Natural Dyes, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Yogyakarta: MU:3 Communication. Doellah, Santosa (2002), Batik, Pengaruh Zaman dan Lingkungan, Surakarta: Danar Hadi. Hidayati, Aris (2004), Pemanfaatan Daun Rambutan Muda untuk Pewarnaan Kain Sutra dengan Mordan Tawas, Semarang: Unnes. Karomah, Siti (2004), Studi Komparasi Kualitas Kain yang Dicelup dengan Warna Kunyit dengan Warna Kulit menggunakan Mordan Jeruk Nipis dan Mordan Asam Nitrat, Semarang: Unnes. Krisnawati, Maria (2004), Studi Komparasi Kualitas Batik yang Dicat dengan Ekstrak Daun Teh dan Garam Diazonium Semarang: Unnes. Prasetyorini, D. I. (2005), Kajian tentang Penggunaan Ekstrak Daun Kopi sebagai Pewarna Kain Rayon Viskosa Menggunakan Mordan maupun Tanpa Mordan, Semarang: Unnes. Puspitasari, Anita (2005), Eksperimen Pewarnaan Kain Rayon Viskosa dengan Daun Sukun Muda menggunakan Teknik Jumputan, Semarang: Unnes. Rahayu, A.P. (2004), Potensi Kulit Bawang Merah sebagai Pewarna Kain Kapas, Semarang: Unnes. Rahayu, R.S. (2005), Studi Komparasi Kualitas Kain Mori Hasil Pencelupan dengan Ekstrak Daun Mangga antara yang Menggunakan Fiksasi Tawas dengan yang Menggunakan Fiksasi Kapur Tohor, Semarang: Unnes. Romlah, Siti (2005), Studi Komparasi Kualitas Pewarnaan Jumputan Kain Shantung dengan Zat Warna Procion Red SB pada Berbagai Konsentrasi NaCl dan Na2CO3, Semarang: Unnes. Saedah, Euis (2011), Batik Indonesia: Soko Guru Budaya Bangsa, Jakarta: Ditjen IKM Kemenprin RI. Susanti, D. (2005), Pemanfaatan Daun Pepaya Sempurna untuk Pencelupan Kain Sutera dengan Konsentrasi Mordan Tawas, Semarang: Unnes. Sulistiana (2014), Pemanfaatan Buah Mangsi (Phyllanthus Reticulatus Linn) untuk Pencelupan Batik dengan Variasi Proses Mordanting, Semarang: Unnes. Sulistyowati, Sri (2014), Pemanfaatan Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus) sebagai Pewarna pada Proses Pencelupan Kain Sutera, Semarang: Unnes. Susanti, Dina dan Rodia Syamwil (2013), Pengaruh Mordan pada Pewarnaan Batik Wet on Wet dengan Ekstrak Bunga Kenikir, Semarang: Unnes. Susanto, S. K. Sewan (1973), Seni Kerajinan Batik Indonesia, Yogyakarta: Balai Penelitian Batik dan Kerajinan, LPPI, Dept. Perindustrian RI. Susanty, dkk. (2009), Analisis Preferensi Konsumen untuk Mengembangkan Kreativitas di Industri Batik, Semarang: Universitas Diponegoro. Suwarni, Sri (2005), Studi Komparasi Kwalitas Kain Sutra dengan Daun Kopi sebagai Pewarna Kain Rayon Viskosa menggunakan Mordan Maupun Tanpa Mordan, Semarang: Unnes. Syamwil, R. (2010), Pengembangan Model Muatan Pravokasional dan Pembelajaran dalam Kurikulum Smp/Mts di Sentra Industri Batik, Disertasi Universitas Negeri Yogyakarta. http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/ANALISIS%20DAYA%20SAING%20KAKAO%20INDONESIA.pdf. http://www.kemenperin.go.id/artikel/48/Kemenperin-Dorong-Daya-Saing-Industri-Prioritas-di-JawaBaratin_ID
dc.identifier.issn2337-4349
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/5754
dc.description.abstractIndustri batik termasuk ke dalam industri kreatif berbasis kearifan lokal yang menjadi salah satu industri andalan wisata Jawa Tengah.. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan daya saing industri batik untuk menunjang pariwisata Kabupaten Kendal. Batik Linggo adalah salah satu industri batik potensial berbasis zat warna alam yang perlu didorong untuk mengembangkan jatidirinya agar memiliki keunggulan komparatif dan dapat berpartisipasi dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Kendal. Penelitian ini merupakan penelitian aksi yang dua siklus yang didahului dengan analisis situasi dan analisis SWOT, untuk merumuskan tindakan dalam bentuk penerapan teknologi tepat guna. Hasil analisis situasi menunjukkan: (1) kurangnya inovasi dan kreasi dalam membuat motif khas; dan (2) penggunaan zat warna alam terbatas pada jenis tanaman keras yang kian langka. Tindakan-tindakan yang dilakukan: (1) pelatihan pembuatan motif batik khas Kendal; dan (2) workshop pengenalan dan produksi batik menggunakan zat warna alam hasil riset. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan banyak gagasan tentang potensi lokal yang dapat dijadikan motif khas daerah Kendal, seperti kopi, daun singkong, padi, tebu, buah gempol, bunga ceplok piring, dan pandai besi. Pengetahuan dan keterampilan, serta sikap pengrajin batik tentang cara mengembangkan motif dan pemanfaatan jenis zat warna alam yang mudah diperbarui meningkat. Produk batik yang dihasilkan memiliki kualitas baik. Pengrajin sangat antusias dan termotivasi untuk meningkatkan produksi batik khas Kendal dengan jenis zat warna alam baru hasil riset.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartain_ID
dc.subjectindustri batikin_ID
dc.subjectzat warna alamin_ID
dc.subjectpariwisatain_ID
dc.titlePengembangan Batik Berbasis Zat Warna Alam untuk Menunjang Pariwisata Kabupaten Kendal (Studi Kasus di Batik Linggo)in_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record