dc.identifier.citation | [1]. Adjaye, Asafu, J., dan Tapsuwan, S., 2008, A Contingent Valuation Study of Scuba Diving Benefits : Case Study in Mu Ko Similan Marine National Park, Thailand , Tourism Management 29: 1122 – 1130. [2]. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Semarang, 2008, Potensi Investasi di Kawasan Rawapening, Makalah Seminar [3]. Bowker, J M& John R Stoll, 1988, Use Dichotomous Choice Non Market Methods to Value the Whooping Crane Resource , American Journal of Agricultural Economics 70: 372 – 381. [4]. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan , 2001, Profil Investasi Usaha Bidang Pariwisata di Kawasan Rawapening. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. [5]. Hakim, A.R., 2010, Analisis Obyek Wisata Alam Kawasan Rawapening di Kabupaten Semarang : Pengukuran Nilai Ekonomi, Determinan Jumlah Kunjungan & Kesediaan Membayar, Tesis, Universitas Indonesia (tidak dipublikasikan) [6]. Hakim, A.R., Subanti, S.,danTambunan, M., 2011, Economic Valuation of Nature Based Tourism Object in Rawapening, Indonesia : An Application of Travel Cost and Contingent Valuation Method Journal of Sustainable Development, Vol 4 No 2 [7]. Lee, Chong-Ki & James W Mjelde, Valuation of Ecotourism Resources Using a Contingent Valuation Method : The Case of the Korean DMZ , Ecological Economics 63 ( 2007 ) : 511 – 520. [8]. Subanti, S., 2010, Analisis Permintaan Pariwisata Di Kabupaten Semarang (Studi Empiris Di Obyek Wisata Alam Dan Sejarah), Disertasi, Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan) [9]. Subanti, S., Sugiarti, R., & Widiyastuti, E., 2012, Pengukuran Nilai Ekonomi Obyek Wisata Kawasan Rawapening kabupaten Semarang Dengan Pendekatan Model Utilitas Random, Laporan Penelitian Hibah Bersaing DIPA BLUE, Universitas Sebelas Maret [10]. Virgowansyah, Cheka & Suahazil Nazara,2007, Analisis Sumber Perubahan Output Sektoral Perekonomian Indonesia 1975 – 2003. Jurnal Kebijakan Ekonomi, Vol 2 No 3 | in_ID |
dc.description.abstract | Kawasan Rawapening merupakan obyek wisata alam yang terletak di Kabupaten
Semarang Provinsi Jawa Tengah. Kawasan ini secara administratif berada di empat
kecamatan, yaitu Kecamatan Banyubiru, Kecamatan Tuntang, Kecamatan Bawen, dan
Kecamatan Ambarawa. Kawasan Rawapening dibagi menjadi enam sub kawasan yaitu Sub
Kawasan Tlogo, Sub Kawasan Lopait, Sub Kawasan Bukit Cinta Brawijaya, Sub Kawasan
Muncul, Sub Kawasan Asinan, dan Sub Kawasan Benteng Pendem.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi terhadap nilai ekonomi terkait
dengan kebijakan pengembangan pariwisata berkelanjutan sebagai perwujudan tempat
wisata yang berwawasan lingkungan. Obyek wisata Kawasan Rawapening memiliki
keunggulan keanekaragaman hayati, manfaat langsung, maupun tidak langsung yang terkait
dengan fungsi ekologis yang penting sehingga tidak hanya dianggap sebagai objek wisata
saja. Oleh karena itu, perlunya dukungan dari penduduk dan pengunjungterhadap program
pengembangan obyek wisata Kawasan Rawapening. Metode yang digunakan dalam studi
ini adalah metode pendekatan multiplier effect.
Hasil dampak dan pengganda pendapatan sektor-sektor perekonomian di Kabupaten
Semarang menunjukkan bahwa sektor jasa memberi nilai terbesar jika dibanding sektor
lain. Adapun sektor berikutnya yang menyusul adalah sektor pertanian; sektor
pengangkutan & komunikasi;sektor perdagangan; dan sektor hotel & restoran (sektor
pariwisata).Penelitian ini diharapkan dapat memberikan temuan penting terkait dengan
kontribusi nilai ekonomi dari kebijakan pengembangan pariwisata berkelanjutan di obyek
wisata Kawasan Rawapening. | in_ID |